Ratusan Murid SD Terpaksa Panjat Tembok 4 Meter agar Sampai ke Sekolah
Tembok yang menghalangi akses menuju SD Kristen Petra itu diketahui dibangun oleh seorang pengusaha sukses di Kota Kupang.
"Kami setiap hari harus jalan lewat sini dan panjat tembok. Ada jalan lain, tapi kami harus putar agak jauh sehingga kadang terlambat masuk sekolah," ujar Engel yang diikuti teman-temannya Putri, Megy ,Echa dan Yuliana.
Menurut Engel, sejak kelas satu SD bahkan TK, mereka melalui jalur itu, namun saat ini sudah dibangun pagar tembok, sehingga mereka harus naik atau panjat pagar tembok setiap hari.
• Senterawa Jadi Ajang Unjuk Kreatifitas, Pamerkan Hasil Karya Mahasiswa
• Terbaru Virus Corona: Positif di 84 Negara, Arab Saudi: Iran Harus Bertanggung Jawab, Iran Tuduh AS
Khawatir keselamatan siswa

Kepala Sekolah SD Kristen Perta Alak, Frengky kase mengatakan, kalau tembok itu dibangun tiga bulan lalu.
Sejak tembok itu dibangun, kata Frengky, para murid sering terlambat ke sekolah karena perjalanan memakan waktu 20 sampai 25 menit.
Sambungnya, biasanya para murid hanya butuh waktu 5 sampai 10 menit untuk sampai ke sekolah.
Selain keterlambatan, lanjut Frengky, akibat pembangunan tembok juga berdampak terhadap keselamatan para murid.
"Saat memanjat bisa saja mereka jatuh dan luka, dan ini yang perlu kita harus antisipasi dengan berupaya mediasi dengan pihak kelurahan dan juga pemilik lahan tersebut," katanya.
Hingga saat ini setelah mediasi belum ada solusi untuk persoalan ini.
"Sudah 1 bulan kami menunggu tapi belum ada solusi sama sekali, baik itu dari pihak kelurahan dan juga pemilik lahan tersebut yang kami dengar milik Pitoby," katanya.
Dirinya berharap, kebijakan dari pihak pemerintah seperti wali kota, gubernur, DPRD, serta pemilik lahan untuk segera menyelesaikan persoalan ini.
• Terbaru Virus Corona: Positif di 84 Negara, Arab Saudi: Iran Harus Bertanggung Jawab, Iran Tuduh AS
• Razia di Delta Spa Medan, Petugas Sisir Ruangan Karaoke, Pengunjung dan Karyawan Dites Urine
Masih menunggu tim dari BPN Kupang
Sementara itu, Lurah Penkase Oeleta, Felipus Mau mengatakan, jalan itu ditutup oleh dua pengusaha yakni Pitoby dan Yano Laimonta atau Caicong.
"Jalan ini ditutup membuat anak sekolah agak sulit ke sekolah. Ini yang kita ingin lihat kembali," ujar Felipus saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (6/3/2020) sore.
Mengenai masalah itu, Felipus mengaku sudah melakukan mediasi dengan sejumlah pihak, termasuk Pitoby dan Caicong agar jalan itu bisa diberikan kepada masyarakat.