Sejumlah SD Negeri di Deliserdang Kekurangan Murid, DPRD Sebut Kepsek Bisa Dievaluasi

Wacana Pemkab Deliserdang menggabungkan sekolah dasar negeri (SDN) di beberapa kecamatan karena kekurangan siswa, mendapat respons dari anggota DPRD

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Juang Naibaho
Tribun-Medan.com/Indra Gunawan
Pengendara sepeda motor melintas di depan SD Negeri 101890 Desa Dalu X A, Kecamatan Tanjung Morawa, Deliserdang, Sumatera Utara. Minggu (8/3/2020). 

TRI BUN-MEDAN.com - Wacana Pemkab Deliserdang melakukan regrouping (menggabungkan) sekolah dasar negeri (SDN) di beberapa kecamatan karena kekurangan siswa, mendapat respons dari DPRD.

Anggota DPRD Deliserdang, Sa'adah Lubis mengingatkan agar regrouping dilakukan dengan kajian. Disebut jangan sampai kebijakan regrouping justru merugikan masyarakat.

"Jadi yang perlu dilihat pertama jumlah anak usia sekolah di daerah itu memang masih banyak atau tidak. Ya kalau memang daerah perkebunan dan jumlah anak usia sekolah sedikit ya bisa saja dilakukan regrouping. Itu pun sekolah yang hendak digabungkan tidak jauh kali (lokasinya)," ujar Sa'adah Lubis Senin, (9/3/2020).

Menyoroti kondisi di SDN 101890 Jalan Pendidikan Desa Dalu X B, Kecamatan Tanjung Morawa, yang jumlah muridnya di kelas 4 orang saja, Sa'adah Lubis tidak sependapat disebut wilayah ini minim jumlah anak usia sekolah.

Legislator dari dapil Tanjung Morawa ini mengaku paham betul situasi sekitar karena keberadaan sekolah berada di antara dua desa, yakni Dalu X A dan Dalu X B.

"Kalau jumlah anak usia sekolah banyak tetapi tidak mau bersekolah di situ berarti mutu kurang baik. Ketika kurang baik perlu dievaluasi terhadap kinerja kepala sekolah dan kualitas guru. Bisa saja tidak optimal," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.

Mantan Kadis Pendidikan Deliserdang ini mengatakan, saat dirinya masih aktif menjabat kondisi SDN ini masih ramai.

Ia menyarankan agar Unit Pelayanan Teknis (UPT) melakukan komunikasi dengan masyarakat mengenai penyebab SDN tersebut kurang diminati.

Karena sudah terjadi beberapa tahun belakangan, ia menyebut harusnya sudah dilakukan lebih dulu pembinaan terhadap pihak sekolah.

"Saya tadi sudah cek juga ternyata di sekolah itu jumlah siswanya hanya 90-an orang dari kelas 1 sampai 6. Pengawas dan UPT Kecamatan kalau seperti inikan kesannya seperti tidak pernah turun ke lapangan. Apa enggak pernah dinasihati pihak sekolahnya. Kenapa bisa sekolah itu enggak diminati," kata Sa'adah.

Sebelumnya, Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Deliserdang, Samsuar Sinaga yang dikonfirmasi hal ini, mengakui saat ini ada beberapa SD yang kekurangan murid.

Karena hal ini, Dinas Pendidikan pun berencana untuk menggabungkan sekolah yang kecil dengan yang besar.

Penggabungan itu diharapkan agar sistem belajar mengajar di sekolah bisa berjalan dengan efektif.

Ia juga sependapat jika murid terlalu sedikit bisa membuat guru kurang semangat.

"Memang masih saya data ini sekolah-sekolah yang kecil. Bukan hanya di Kecamatan Tanjung Morawa, tapi di kecamatan lain juga ada, seperti di Kecamatan Galang, Kutalimbaru ataupun Sunggal. Sampai sekarang belum bisa saya pastikan berapa jumlah sekolah yang kena tapi intinya ya memang harus digabung ke depannya supaya bisa efektif," kata Samsuar Sinaga.

(dra/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved