China Nyatakan 'Kemenangan', Presiden Xi Jinping Kunjungi Pusat Penyebaran Virus Corona
Presiden Xi Jinping mengunjungi Wuhan, pusat penyebaran virus corona. Media China mengatakan ini adalah "kemenangan di depan mata".
TRIBUN-MEDAN.COM - Italia menerapkan karantina di seluruh negaranya Selasa (10/3/2020), sementara itu Presiden China mengunjungi Wuhan.
Karantina diberlakukan di "Negeri Piza" hari ini, menyusul penyebaran cepat virus corona di negara itu.
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan karantina diberlakukan sampai 3 April 2020.
Beralih ke China, Presiden Xi Jinping mengunjungi Wuhan, pusat penyebaran virus corona. Media China mengatakan ini adalah "kemenangan di depan mata".
China (dan Wuhan) dalam beberapa pekan terakhir ini melaporkan penurunan kasus infeksi virus corona.
Sampai Selasa (10/3/2020) kasus infeksi virus corona mencapai 112.758 dengan 4.009 korban meninggal di seluruh dunia, menurut data dari South China Morning Post (SCMP).

Korban Virus Corona (Suryamalang.com/kolase Chinatopix via AP/SCMP/FELIX WONG)
Berikut adalah rangkuman selengkapnya.
1. Seluruh Italia ditutup
Sky News memberitakan, sekitar 60 juta orang di seantero Italia diisolasi hingga 3 April, dalam kebijakan yang sudah diperkenalkan di kawasan utara.
Media lokal mengabarkan bahwa setelah pengumuman tersebut, orang-orang membanjiri supermarket sebagai bentuk kepanikan mereka, dengan membeli makanan ataupun barang penting lainnya.
"Kami harus memberikan sesuatu yang baik untuk Italia. Kami harus melakukannya sekarang. Kami hanya bisa berhasil jika semua pihak bekerja sama dan menerapkannya secara benar," terang PM Italia Giuseppe Conte.
Saat diwawancarai La Repubblica, PM berusia 55 tahun itu kemudian mengutip sebuah pernyataan mendiang Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill.
"Saya teringat sebuah kalimat tua Churchill, 'It is our darkest hour, but we will make it (Ini adalah masa paling kelam kita, tapi kita akan melewatinya)'," kata Conte.
2. Presiden China Xi Jinping kobarkan semangat kemenangan
Foto yang diambil pada 2 Maret 2020 memperlihatkan Presiden China, Xi Jinping, mengunjungi Akademi Sains Medis Militer sekaligus Fakultas Kedokteran Universitas Tsinghua di Shenzhen, di mana Xi memonitor perkembangan vaksin virus corona, alat pemeriksaannya, sekaligus kecepatan dalam penangannya.(REUTERS/Ding Haitao / Xinhua / Latin Ame)
Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan ke Wuhan, kota yang menjadi asal virus corona. Media lokal menyebutnya dengan "kemenangan di depan mata".
Pemimpin paling berkuasa China setelah Mao Zedong itu biasanya berada di balik layar, dan menugaskan Perdana Menteri Li Keqiang untuk memimpin penanganan.
Namun, kunjungan presiden berusia 66 tahun itu dibarengi dengan sejumlah artikel yang menekankan keberhasilan Beijing dalam menangani virus.
Kantor berita Xinhua, misalnya. Kolom opini media tersebut menekankan Wuhan sebagai "lokasi paling menentukan" melawan virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.
"Pertempuran tentu masih berlanjut. Tetapi kemenangan sudah di depan mata." Demikian ulasan dari kolom opini yang dipublikasikan Xinhua dikutip SCMP.
3. Paus Fransiskus gelar doa secara online
Paus Fransiskus menyatakan, dia merasa "terkurung" saat memberi berkat melalui internet di tengah merebaknya virus corona di Italia.
Paus asal Argentina itu memutuskan untuk menggelar pemberkatan dan Doa Malaikat Tuhan (Angelus) melalui video pada Minggu (8/3/2020).
Dia tidak melakukannya dari balik jendela Istana Apostolik, sesuai tradisi Vatikan selama berabad-abad, untuk mencegah publik berkumpul di tengah merebaknya virus corona.
Meski begitu seusai memimpin Doa Angelus, dia sempat menuju jendela, dan dalam diam melambai kepada umat yang memadati Lapangan Santo Petrus.
4. Kim Jong Un tidak pakai masker saat awasi latihan Korea Utara
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, terlihat tidak mengenakan masker saat mengawasi latihan perang di tengah wabah virus corona.
Dalam gambar yang dirilis media pemerintah, Kim yang memakai jubah cokelat, topi hitam, memantau jalannya latihan menggunakan teropong.
Sementara di sebelahnya, dilansir Daily Mirror Selasa (10/3/2020), stafnya juga memantau latihan Korea Utara, namun mengenakan masker.
"Latihan perang" itu mencakup peluncuran senjata yang nampaknya seperti rudal balistik jarak pendek, uji coba kedua dalam sepekan terakhir.
5. Singapura bagikan tips atasi virus corona
Singapura menjadi salah satu negara yang sejauh ini sukses melawan virus corona. Dari 160 pasien, belum ada satu pun yang meninggal dunia sampai Selasa (10/3/2020).
Mengenai hal itu, Kementerian Kesehatan Singapura atau Ministry of Health (MOH) membagikan jurus-jurusnya dalam melawan virus corona Covid-19.
Upaya-upaya yang dilakukan Singapura meliputi persiapan pencegahan, koordinasi pemerintah, menekan risiko penularan, pencegahan 'kasus impor', dan cara menjaga jarak di lingkup sosial.
Gerak cepat yang dilakukan pemerintah bersama warga Singapura ini mendapat pujian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Presiden Rusia Vladimir Putin. (TASS/Mikhail Klimentyev/Russian Presidential Press and Information Office.)
6. Putin Diminta Berkuasa Lebih Lama karena Ancaman Global hingga Wabah Virus Corona
Presiden Rusia, Vladimir Putin dikabarkan dari Kremlin, menyetujui Undang-Undang yang memungkinkan dirinya berkuasa lebih dari 2024 karena ketidakstabilan global dan ancaman-ancaman terhadap negaranya, termasuk ancaman wabah virus corona.
Jarang tampil dan tidak terjadwal dalam parlemen pada Selasa (10/03/2020), Putin mengejutkan publik dan perusahaan dengan menyetujui proposal di menit terakhir untuk mengatur ulang batas waktu syarat konstitusionalnya menjadi nol.
Dia juga menambahkan bahwa di dalam masa-masa terberat ini, penting untuk tetap stabil, kuat dan memiliki kebijakan-kebijakan yang konsisten.
Penawaran legislatif itu memposisikannya menjadi presiden lagi setelah terpilih keempat kalinya.
Dikutip dari TASS, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan pada Kamis (12/03/2020) bahwa Putin berubah pikiran karena faktor 'totalitas'. Termasuk penyebaran virus corona, yang memungkinkan kemunduran global dan konflik regional.
"Situasi di seluruh dunia sedang kurang stabil," ujar Peskov. Dia mengatakan bahwa virus corona telah memberikan konsekuensi serius terhadap ekonomi global saat ini. Virus corona juga berpotensi meningkatkan konsekuensi tersebut ke depannya.
Situasi global ini juga yang membuat Putin menerima pendapat anggota parlemen dari negara bagian Duma, Valentina Tereshkova untuk menghilangkan batasan pada persyaratan presiden, menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
"Situasi global bukan rahasia lagi, sangat kompleks dan bergejolak. Banyak negara termasuk kita sedang menghadapi ketidakstabilan eksternal," ungkap Peskov.
Dia juga menambahkan bahwa di dalam masa-masa terberat ini, penting untuk tetap stabil, kuat dan memiliki kebijakan-kebijakan yang konsisten.
Putin juga akan melawan sanksi Barat kepada Rusia dengan alasan Barat telah melawan kebijakan internasional.
Putin telah melepaskan badai politik pada Januari lalu saat dia tiba-tiba mengusulkan perubahan dalam konstitusi dan memecat sekutunya yang setia, Dmitry Medvedev sebagai Perdana Menteri.
Namun sampai Selasa kemarin, Putin menolak saran bahwa dia meluncurkan perombakan dasar hukum negara Rusia untuk memperluas cengkraman kekuasannya.
Putin melayani maksimal dua periode berturut-turut antara 2000 dan 2008 sebelum empat tahun bertugas sebagai perdana menteri.
Dia kembali ke Kremlin pada 2012 untuk mandat enam tahun yang baru diperluas dan terpilih kembali untuk masa jabatan Kremlin keempat pada 2018.
Vyacheslav Volodin, juru bicara Majelis Parlemen tingkat rendah dari negara bagian Duma mengatakan bahwa Rusia harus melindungi Putin.
"Bukan minyak dan gas yang menjadi kekuatan kita. Seperti yang Anda lihat, baik minyak mau pun gas sedang jatuh nilainya. Kekuatan kita ada pada Putin dan kita harus melindunginya," ungkap Volodin.
Selanjutnya Baca:
• Saat Amerika Serikat Kewalahan Menghadapi Virus Corona, China Kirim Bantuan Dokter ke Italia
• Mantan Presiden Iran Ahmadinejad: Virus Corona Adalah Perang Biologis, Minta PBB Menginvestigasi
• Terkait Virus Corona Baru - China Melakukan Penelusuran Kembali Kasus Pertama yang Terinfeksi Virus
Artikel telah tayang di Kompas.com dengan judul: Update Virus Corona 10 Maret: Karantina di Seluruh Italia | Presiden China Kunjungi Wuhan dan Ancaman Global Termasuk Virus Corona, Putin Diminta Berkuasa Lebih dari 2024