Breaking News

Cegah Penjualan Masker Bekas dan Penyebaran Virus, Ini Cara Tepat Buang Masker Sekali Pakai

Sampah masker ini jika tidak dibuang dengan cara yang tepat akan menimbulkan beberapa rIsiko.

Editor: Juang Naibaho
HO
Penggiat gaya hidup minim sampah (Zero Waste) Cak Oyong saat menjadi pembicara dalam acara beberapa waktu lalu 

TRI BUN-MEDAN.com - Menggunakan masker merupakan satu di antara beberapa arahan yang dianjurkan WHO dalam pencegahan VIRUS corona (Covid-19).

Memakai masker, disarankan bagi mereka yang sedang sakit atau mengalami penurunan kondisi kesehatan.

Penggunaan masker sekali pakai menyebabkan sampah masker yang dihasilkan juga meningkat.

Sampah masker ini jika tidak dibuang dengan cara yang tepat akan menimbulkan beberapa rIsiko.

Seorang pegiat hidup minim sampah, Cak Oyong mengatakan bahwa masker yang dibuang sembarangan akan berdampak buruk terhadap lingkungan dan juga dapat menyebabkan kemungkinan disalahgunakan atau dijual kembali oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

"Sampah masker yang dibuang sembarangan ini bisa berdampak buruk bagi ekosistem, seperti penyebaran virus kepada manusia ataupun hewan, khususnya ekosistem laut yang terpapar virus dari masker. Juga bisa dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dengan dijual kembali," ujar Cak Oyong kepada Tribun Medan Jumat (20/3/2020).

Cak Oyong kemudian menjelaskan mengenai cara membuang sampah masker yang tepat untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi.

Cara tersebut yakni dengan menggunting ataupun menyobek bagian tengah masker. Kemudian menggulung masker hingga menjadi berukuran kecil dan membungkusnya dengan koran. Hal ini untuk mencegah virus tersebar dan penggunaan masker untuk dijual kembali.

"Hal ini harus diperhatikan juga, karena kalau kita abai kemungkinan besar justru tindakan kita tidak bernilai preventif sama sekali," katanya.

Ia mengatakan, fasilitas pengelolaan limbah medis yang kurang memadai belum mampu menyeimbangkan dengan jumlah sampah masker yang dihasilkan terlebih saat wabah virus corona merebak.

Hal ini juga termasuk belum ditemukannya solusi yang tepat untuk mengelola limbah medis yang semakin meningkat ini.

"Dan sampai sekarang saya sendiri belum mendengar instruksi dari pemerintah untuk bagaimana membuang limbah masker tersebut, kemana harus membuangnya. Sama pusingnya dengan pemerintah China mengelola limbah masker yang (menurut berita yang saya baca) perharinya mencapai 200-300 kg per hari," katanya.

Ia menyarankan agar masyarakat memahami bahwa penggunaan masker disarankan hanya bagi yang sakit atau kondisi kesehatannya sedang tidak dalam keadaan baik.

Untuk mengurangi jumlah sampah masker ini, Cak Oyong menyarankan untuk menggunakan masker kain dengan dilapisi tisu.

Jika tidak terjadi wabah corona, pegiat hidup minim sampah ini menyarankan agar sampag masker digunting-gunting kecil dan dimasukkan ke dalan ecobrick.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved