NASA Identifikasi Asteroid Mendekati Bumi dengan Kecepatan 32.000 Km/ Jam, Potensi Berbahaya
NASA mengidentifikasi adanya asteroid yang mendekati Bumi dengan kecepatan sekitar 32.000 Km/ jam pada April 2020
Banyak ilmuwan modern yang mencoba membuktikan teori tersebut.
Salah satu yang sedang ramai dibicarakan saat ini adalah hasil riset ilmuwan University of Texas di Austin.
Mereka berhasil mengkonfirmasi teori tersebut dengan sampel batuan pertama yang mengisi kawah hasil tabrakan asteroid, 24 jam setelah benda langit mengantam Bumi.
Sampel kawah inti positif mengandung arang dan tumpukan batu yang dibawa saat arus balik tsunami. Namun belerang tidak ada.
Sampel yang diambil ini memberi bukti paling detail dari bencana maha dahsyat yang melenyapkan 75 persen kehidupan Bumi di masa lalu.
Sean Gulick, profesor peneliti dari University of Texas Institute for Geophysics (UTIG) mengatakan, studi ini memberi bukti dari lokasi yang menjadi saksi kehancuran Bumi di masa lalu.
"Asteroid itu membakar kemudian membekukan Bumi. Tidak semua dinosaurus mati saat itu juga, tapi banyak dinosaurus mati," ujar dia.
Studi yang terbit di jurnal Prosiding National Academy of Sciences ini menindaklanjuti riset Jackson School of Geoscience tentang bagaimana kawah terbentuk dan bagaimana kehidupan dengan cepat pulih di lokasi terdampak.
Dalam beberapa jam, kawah bekas tabrakan asteroid diisi sisa-sisa tabrakan asteroid dan air laut yang mengalir kembali ke dalam kawah dari Teluk Meksiko di sekitarnya.
Hanya dalam waktu 24 jam, 130 meter material diendapkan. Ini termasuk paling tinggi dalam catatan geologis.
Tingkat akumulasi yang sangat tinggi menandakan, batuan mencatat apa yang terjadi di lingkungan dan di sekitar kawah pada menit dan jam setelah tabrakan asteroid.
Hal ini juga memberi petunjuk tentang efek dari serangan asteroid.
Penelitian ini merinci bagaimana ledakan dari dampak itu menyulut pohon dan tanaman yang membentang ribuan mil jauhnya dan memicu tsunami besar yang mencapai daratan seperti Illinois (lebih dari 500 mil).
Di dalam kawah, selain arang juga ditemukan biomarker kimia yang terkait dengan jamur tanah di dalam atau tepat di atas lapisan pasir yang menunjukkan tanda-tanda diendapkan oleh air yang kembali masuk. Ini menunjukkan bahwa lanskap hangus dibanjiri oleh tsunami, kemudian ditarik ke dalam kawah ketika air surut.
Jay Melosh, seorang profesor di Universitas Purdue dan pakar dampak kawah mengatakan, dengan menemukan dampak dari kebakaran akan membantu para ahli memahami dampak asteroid yang sebenarnya.