Kisah Pilu Perawat yang Positif Virus Corona, Rindu Anaknya Usia 2 Tahun, Hingga Bergaji Rp 1,2 Juta

fakta-fakta kisah sedih para perawat yang menangani pasien Covid-19, dari bertaruh nyawa hingga soal gaji pokok yang mereka dapatkan per bulannya.

Editor: AbdiTumanggor
AFP/ Miranda
Perawat di sebuah rumah sakit di kota Milan Italia tampak kelelahan dalam pergantian shift kerja dengan rekannya. (AFP/ Miranda) 

Saat dilakukan tracing, ternyata salah seorang pasien yang ia tangani di rumah sakit tersebut belakangan diketahui jika dinyatakan positif Covid-19.

Mendengar curahan hati perawat tersebut, Ganjar mencoba untuk memberikan semangat agar tetap kuat.

"Tetap semangat ya, banyak teman-teman yang selalu mendoakan dan mendukung para tenaga medis seperti panjenengan," kata Ganjar.

Curhatan Perawat Pasien Covid-19 yang Bertaruh Nyawa

Sementara itu, salah seorang perawat yang bekerja di ruangan isolasi Nusa Indah RSUP Sanglah Denpasar yang sedang menangani pasien positif virus corona atau Covid-19, mengeluhkan pendapatan atau gaji dibawah UMR yang diterimanya setiap bulan.

Perawat yang tidak ingin namanya disebutkan itu mengatakan, gaji pokok yang mereka dapatkan sebesar Rp 1.280.000.

Awalnya mereka hanya mendapatkan gaji pokok sebesar Rp 780 ribu.

Namun, sejak bulan Februari tahun 2020, gaji pokok dinaikkan sebesar Rp 500 ribu.

"Jadi kami hanya dapat gaji pokok sebesar Rp 1.280.000 beserta uang makan kalau tidak salah antara sebesar Rp 340 ribu atau Rp 240 ribu dan jasa pelayanan.

Biasanya jasa pelayanan diberikan tergantung dari jumlah pasien. Namun jika kita ada yang cuti atau sakit selama sebulan hanya dapat gaji pokok Rp 1.280.000 " ujar perawat tersebut, Minggu (29/3/2020).

Ia menambahkan, padahal seluruh rumah sakit di daerah Bali gaji pokoknya sudah sesuai dengan upah minimum regional atau UMR.

Selama para perawat tenaga kontrak tersebut menangani pasien dengan kasus positif virus corona, tidak pernah diberikan insentif baik dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali maupun dari Kementrian Kesehatan.

Untuk persediaan APD di RSUP Sanglah, ia mengatakan bahwa stoknya masih tersedia.

Namun untuk stok sarung tangan panjang sudah habis.

"Hanya tersisa sarung tangan yang pendek saja maka dari itu para perawat menggunakannya hingga 4 lapis. Dan sebelum kita masuk ke ruangan isolasi Nusa Indah, kita selalu berdoa," ucapnya sambil menangis ketika diwawancarai Tribun Bali.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved