VIRAL DI MEDSOS, Suara Dentuman di Langit Jabodetabek dan Gunung Anak Krakatau Meletus

Dentuman yang terdengar di Jawa jadi bahan perbincangan di medsos. Suara itu muncul setelah letusan Gunung Anak Krakatau

Editor: Salomo Tarigan
dok/BNPB
Gunung Anak Krakatau 

TRI BUN-MEDAN.com - Dentuman yang terdengar di Jawa jadi bahan perbincangan di medsos. Suara itu muncul setelah letusan Gunung Anak Krakatau

Dentuman suara dari Gunung Anak Krakatau bahkan terdengar hingga Jabodetabek dan ramai diperbincangkan di media sosial.

Berikut beberapa kicauan netizen terkait dentuman dari suara letusan Gunung Anak Krakatau

@shalmrt: sodara aku di daerah depok panik dong, kaca jendela ama pintu rumah nya getar* trs bunyi dentuman ampe nelfon org buat cek di bawah karena mereka kamar di atas, dan ternyata itu dari #dentuman anak #krakatau
smga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT Aamiin

@permennkapas: Kalian denger suara dentuman gt ga? Gw kira ada apaan kaya suara dug dug dug

@sweetydotdesirr: kalian pada kedengeran dentuman ga sih?aku di Jakarta tapi kedengeran sampe aku yg tadinya mau ke dapur ga jdi gara gara suara dentuman wkwkwkwUdah ngebangunin banyak orang gara2 dentuman, ternyata gn krakatau.

@carIa___:I wake up bcs kek denger dentuman gtu,gua kira tu tetangga iseng karna blm tidur or like fireworks ,ternyata ada gunung meletus ,gatau rasanya pengen nangis skrng,Sty Safe evryone and dont forget to pray.
#Dentuman #Krakatau

@_itsmeyaw: Semoga tetap selalu dalam lindungan Allah. Ini dengerin dentuman aja sampai merinding ga bisa tidur.

@ChaHayuw: Ya Allahu akbar, Krakatau erupsi dan dentuman nya kedengeran jelas. I'm kinda scared right now, feeling like too much pressure about floods, people died, corona, and now eruptions?!

Seperti diketahui, Gunung Anak Krakatau dilaporkan meletus Jumat 10 April 2020 pukul 22.35 WIB.

UPDATE Jumlah Pasien Corona COVID-19 di 34 Provinsi, Total 3.512 |+219 Kasus, WHO Warning Indonesia

Berdasar informasi yang dilaporkan Fahrul Roji dalam situs Magma Indonesia Kementerian ESDM, tinggi kolom abu letusan Gunung Anak Krakatau teramati kurang lebih 500 meter di atas puncak atau kurang lebih 657 meter di atas permukaan laut.

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, condong ke arah utara," tulisnya. 

Faktor Penyebab Dokter dan Perawat Meninggal (36 Tenaga Medis), IDI Blak-blakan soal APD

Erupsi ini, lanjut Fahrul, terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi kurang lebih 38 menit 4 detik.

Dikabarkan,  saat ini aktivitas Gunung Anak Krakatau berada pada tingkat aktivitas level II atau waspada.

Gunung Anak Krakatau saat meletus Jumat malam dilihat dari pantai, pos pemantauan.
Gunung Anak Krakatau saat meletus Jumat malam dilihat dari pantai, pos pemantauan. (TWITTER/VOLCANOYTZ)

Rekomendasi saat ini  masyarakat tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah.

Sehari Kepergian Glenn Fredly, Mutia Ayu Dapat Perlakukan Tak Menyenangkan Tentang Gewa dari Netizen

Tingkat aktivitas level II atau waspada Gunung Anak Krakatau ini berlaku sejak 25 Maret 2019.

Gunung setinggi 157 meter di atas permukaan laut ini mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 18 Juni 2018.

Kemudian diikuti rangkaian erupsi pada periode September 2018 hingga Februari 2019.

Sebelum ini, letusan terakhir terjadi pada 31 Desember 2019) pukul 06.51 WIB.

Saat itu, tinggi kolom abu teramati setinggi kurang lebih 1.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 1.157 meter di atas permukaan laut.

Indonesia Bisa seperti Amerika 1.000 Meninggal Per Hari, Peringatan WHO Gak Main-main soal Covid-19

Kolom abu terlihat berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah selatan.

Gelembung udara

Pada awal April ini, gelembung udara berukuran cukup besar menyembur sampai permukaan air di Selat Sunda tak jauh dari sisi timur di bibir Pantai Gunung Anak Krakatau.

Gelembung tersebut ditemukan tim Seksi Konservasi Wilayah III Lampung, Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA).

Akun resmi instagram milik Seksi Konservasi Wilayah III Lampung, Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA), @skw3lampung_bksda, mengunggah video gelembung air tersebut sekitar pukul 23.00 WIB, Kamis (2/4/2020).

Video tersebut diberi keterangan:

Gelembung udara yang cukup besar hingga terlihat menyembur sampai ke permukaan air dijumpai oleh tim pengaman kawasan di bagian sisi timur tak jauh dari pantai Gunung Anak Krakatau.

Dampak Covid-19, Raffi Ahmad Putar Otak Gaji 100 Pegawainya

Tidak diketahui penyebabnya namun hal ini kemungkinan diperkirakan adanya aktifitas vulkanik di dasar laut berupa gas yang keluar dari tubuh gunung tersebut.

Gelembung ini dijumpai saat tim pengamanan tengah berpatroli laut mengelilingi kawasan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau.

Dilarang masuk kawasan tanpa surat ijin masuk (SIMAKSI) dari BKSDA Bengkulu-Lampung".

 Saat Pandemi Corona, 14 Remaja Ini Malah Kepergok Telanjang Hendak Pesta Seks, Ini Fakta-Faktanya

Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bengkulu-Lampung, Suharno, saat dikonfirmasi Kompas.com melalui ponsel membenarkan penemuan aktivitas tersebut oleh tim Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Krakatau.

"Berita itu benar dan sudah dikonfirmasi dari Lampung," jelas Suharno, Kamis (2/4/2020).

Fakta itu juga diperkuat oleh keterangan tim KPHK Krakatau yang gelembung itu ditemukan saat tim melakukan patroli laut.

BUKAN Anak Gunung Krakatau, Misteri Suara Dentuman di Bogor, Rumah Bergetar tanpa Gempa, Update BMKG

Indonesia Bisa seperti Amerika 1.000 Meninggal Per Hari, Peringatan WHO Gak Main-main soal Covid-19

Menurut KPHK Krakatau,  gelembung serupa pernah ditemukan sebelum Gunung Anak Krakatau erupsi.

Air di sekitar gelembung itu hangat.

Namun gelembung baru yang ditemukan dan diunggah ke instagram resmi @skw3lampung_bksda itu memiliki ukuran cukup besar.

Suharno mengatakan, temuan itu didapat oleh tim yang melakukan patroli laut di Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Anak Krakatau, Provinsi Lampung.

BUKAN Anak Gunung Krakatau, Misteri Suara Dentuman di Bogor, Rumah Bergetar tanpa Gempa, Update BMKG

Menurutnya, temuan itu dapat ditanyakan langsung secara detail pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Krakatau. 

wartakota.tri bunnews.com

BUKAN Anak Gunung Krakatau, Misteri Suara Dentuman di Bogor, Rumah Bergetar tanpa Gempa, Update BMKG

Faktor Penyebab Dokter dan Perawat Meninggal (36 Tenaga Medis), IDI Blak-blakan soal APD

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved