UPDATE Jumlah Pasien Corona COVID-19 di 34 Provinsi, Total 3.512 Kasus, WHO Warning Indonesia
WHO ingatkan INDONESIA, gelombang episenter wabah corona dari Amerika dan Eropa akan menuju Asia Tenggara dan no 4 di dunia.
Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, India di Asia Selatan juga disorot WHO sebagai negara yang padat penduduk. Berikut jumlah kasus COVID-19 di 34 Provinisi Indonesia per Sabtu (11/4/2020).
TRIBUN-MEDAN.Com - Regional Director WHO kawasan Asia Tenggara telah mengeluarkan sebuah media briefing sebagai peringatan dan saran kehati-hatian untuk negara di Asia Tenggara.
Ia berujar gelombang episenter wabah corona dari Amerika dan Eropa akan menuju Asia Tenggara.
Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG, Diah Saminarsih, menyampaikan bahwa potensi pergeseran gelombang episenter wabah ke wilayah Asia Tenggara ini bisa jadi sangat besar jika tidak terkontrol dari sekarang.
Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, India di Asia Selatan juga disorot WHO sebagai negara yang padat penduduk.
"Indonesia dan India, apabila epidemi tidak terkontrol di dua negara tersebut, maka kawasan Asia Tenggara menjadi episenter baru (Covid-19) di dunia," kata Diah dalam diskusi daring bertajuk "Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi", Kamis.
Berikut jumlah kasus COVID-19 di 34 Provinisi Indonesia per Sabtu (11/4/2020).
KASUS PER PROVINSI
Saat ini, episenter ada di Amerika dan Eropa. Di Amerika Serikat, angka kematian bahkan bisa mencapai sekitar 1.000 kematian per hari.
"Kita tentu ingin menghindari ini terjadi di kawasan Asia Tenggara, termasuk menghindari ini terjadi di Indonesia," ujar dia.
Oleh sebab itu, Diah berujar Indonesia sebagai negara yang "terlambat" terinfeksi virus corona bisa mengambil pelajaran akan hal-hal yang dilakukan di negara lain.
Termasuk rekomendasi kebijakan dan antisipasi kesehatan, untuk mencegah Indonesia menjadi episenter baru virus corona.
Berikut ini daftar negara yang terjangkit kasus COVID-19 dan total kematian
Seperti diketahui, WHO sudah menyatakan wabah corona COVID-19 sebagai pandemi global. Kendati demikian, tingkat kesembuhan jauh lebih tinggi dibanding tingkat kematian.
Dirjen WHO mengatakan, penetapan status berkaitan dengan kecepatan virus corona menyebar dengan luas.
Dekalarasi virus corona atau Covid-19 dilakukan untuk memicu pemerintah negara di seluruh dunia menyiapkan rencana kesiap-siagaan darurat untuk melindungi masyarakat.