Gelar Seminar Online Schotalk #5, Komunitas SBC Medan Bagi Tips Raih Beasiswa Kuliah di Mesir

Komunitas Sahabat Beasiswa Chapter (SBC) Medan menggelar seminar online bertajuk 'Wujudkan Kuliah di Timur Tengah Melalui Beasiswa', Minggu.

Editor: Juang Naibaho
HO
Foto bersama Sahabat Beasiswa Chapter Medan 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Beasiswa tidak pernah sepi peminatnya, apalagi jika beasiswa tersebut membawa kita untuk melanjutkan kuliah di luar negeri.

Dalam upaya memberikan informasi kepada para pemburu beasiswa, Komunitas Sahabat Beasiswa Chapter (SBC) Medan menggelar seminar online bertajuk 'Wujudkan Kuliah di Timur Tengah Melalui Beasiswa', Minggu (12/4/2020).

Seminar online ini diselenggarakan melalui aplikasi WhatsApp dengan menghadirkan pemateri yang meraih beasiswa Baitul Zakat Kuwait, Muhammad Khadafi Mardani yang saat ini sedang menyelesaikan studi S2 jurusan Tafsir dan Ilmu Al-Quran di Universitas Al-Azhar Kairo.

Koordinator SBC Medan, Gifiyan Dwi Ananda Sholihin mengungkapkan bahwa pemilihan topik berkuliah di Mesir ini dilatarbelakangi dengan masih adanya lulusan pesantren yang bingung harus melanjutkan studi kemana dengan beasiswa.

"Berhubung banyaknya lulusan dari pesantren tetapi mereka bingung ingin lanjut kemana untuk S1, maka dari itu kami membuat acara ini. Karena pemateri notabennya merupakan lulusan pesantren dan mengenyam bangku pendidikan S1 serta dilanjut dengan S2 di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir dengan jurusan Tafsir dan Ilmu Al-Qur’an," ungkap Gifiyan.

Gifiyan juga menuturkan bahwa Schotalk ini merupakan solusi untuk mencari informasi beasiswa langsung dari narasumber walau di tengah pandemi Covid-19.

"Schotalk ini sebagai moment yang harus dipergunakan anak-anak di pesantren di tengah pandemi Corona untuk Mendapatkan informasi lebih mengenai beasiswa khususnya beasiswa yang menjadi tujuan lanjutan studi alumni pesantren," ujarnya.

Seminar online ini dimulai pada pukul 19.00 hingga 21.00 yang diikuti oleh 70 peserta dari berbagai jenjang mulai dari SMA hingga Perguruan Tinggi.

Dalam paparan materinya, Khadafi menjelaskan bahwa untuk berkuliah ke negeri Timur Tengah tersebut, calon mahasiswa harus mengikuti beberapa jalur tes diantaranya Jalur Tes Kemenag dengan tujuan negara yaitu Mesir, Sudan, Maroko dan Lebanon.

"Untuk peserta yang tujuan studinya ke Maroko, Sudan dan Lebanon hanya tersedia melalui jalur beasiswa ini, koutanya juga tidak banyak hanya 15 orang setiap tahunnya. Sedangkan untuk tujuan Negara Mesir sebanyak 20 orang," ujar Khadafi.

Ia juga menuturkan selain beasiswa dari jalur Kemenag, calon mahasiswa dapat mengambil beasiswa melalui jalur Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB).

"Jalur ini dikhususkan untuk santri dari pondok pesantren, tujuan kuliahnya juga hanya ke Mesir, dan pelaksanaannya juga baru dimulai tahun 2019," kata Khadafi.

Khadafi mengungkapkan bahwa setiap tahun ada 10 ribuan calon masiswa yang mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi beasiswa Timur Tengah. Dalam 10 ribu calon mahasiswa tersebut, hanya 20 orang yang akan mendapatkan beasiswa full yaitu tiket pulang-pergi, asrama, dan uang saku dari Universitas Al Azhar Kairo.

Bagi Khadafi, meraih beasiswa ke luar negeri bukanlah suatu hal yang mustahil. Kali ini, Khadafi berbagi tips dan trik agar lulus beasiswa Timur Tengah tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa kunci pertama untuk lulus tes adalah belajar bahasa Arab jauh hari sebelum tes.

"Ini adalah kunci pertama untuk lulus tes, tanpa bisa atau mengerti bahasa arab, hampir mustahil peserta bisa lolos tes. Walaupun apabila kita asumsikan bisa lolos di soal choice, tetapi peserta akan sangat kesusahan di soal insya’ dan wawancara Bahasa Arab," ungkap Khadafi.

Selain mengerti Bahasa Arab, Khadafi juga menuturkan bahwa mempersiapkan hapalan Al Quran merupakan hal penting agar lulus.

"Biasanya setiap penguji akan memberi limit minimal hapalan 2 juz atau dengan kata lain di bawah 2 juz akan langsung dinyatakan tidak lulus. Begitu juga sebaliknya, semakin banyak hafalan, semakin bagus juga nilai yang akan diperoleh," jelasnya.

Tips ketiga, Khadafi menegaskan agar para calon maba mempelajari soal tes di tahun-tahun sebelumnya.

"Belajar soal tes tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan pengalaman beberapa teman, soal untuk tes tulis 75 persen sama persis dengan soal di tahun-tahun sebelumnya. Hanya di soal Hikayat (cerita) dan mufradat saja yang banyak berbeda. So, mempelajari soal di tahun-tahun sebelumnya pasti akan sangat membantu dalam menjawab soal tulis ini," ujar Khadafi.

Dalam seleksi tertulis, Khadafi menuturkan bahwa akan ada tes mengarang dalam Bahasa Arab atau biasa disebut Insya'. Ia menyarankan agar para calon penerima beasiswa untuk mempersiapkan keterampilan ini di jauh hari.

"Belajar Insya’ jauh sebelum hari tes belum tentu orang yang bagus bahasa arabnya otomatis bisa untuk membuat Insya’. Karena cara membuatnya memerlukan keahlian atau metode khusus. Jangan mentang-mentang sudah bagus bahasa arab merasa tidak perlu lagi untuk belajar cara menulis insya’ yang bagus," kata Khadafi.

Perkenalan yang baik dalam Bahasa Arab juga akan menambah nilai tambah kepada para penilai.

"’arrif nafsak” (Perkenalkan dirimu!), ini sudah pasti menjadi pertanyaan wajib dalam sesi wawancara. So, pastikan kamu sudah mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan ini sebaik mungkin. Perkenalan diri ini tidak hanya nama saja, tetapi juga meliputi alamat tinggal, jenjang pendidikan dan lain-lain," tuturnya.

Terakhir, Khadafi mengatakan bahwa dari semua tips yang ia berikan, hal yang paling pentin adalah berdoa.

"Yang satu ini jangan pernah lupa, bahkan ini menjadi senjata utama untuk mengikuti lomba atau tes apapun. Sebuah pepatah mengatakan bahwa usaha tanpa doa itu sombong, doa tanpa usaha itu omong kosong. Jadi, harus seimbangkan antara kedua hal ini," pungkas Khadafi.

(cr13/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved