Virus Corona
Foto Langka Laboratorium Virus Wuhan yang Dihapus Media China, Jawab Dugaan Virus Corona Bocor
Foto-foto itu dirilis oleh surat kabar pemerintah China, China Daily pada tahun 2018, disebar di Twitter bulan lalu, sebelum akhirnya dihapus.
China mengatakan 1.300 orang yang meninggal karena virus korona di pusat kota Wuhan - setengah dari total - tidak dihitung. Tetapi China menepis tuduhan menutup-nutupi wabah corona.
Sejak Februari, beredar desas-desus Institut Virologi Wuhan yang mendapat dukungan Pemerintah China menciptakan virus corona baru di salah satu laboratoriumnya yang kemudian secara tidak sengaja "melarikan diri" dari fasilitas tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam wawancara dengan Fox News Channel setelah konferensi pers Trump, mengatakan, "Kami tahu virus ini berasal dari Wuhan, China," dan Institut Virologi Wuhan hanya beberapa mil jauhnya dari pasar basah.
"Kami benar-benar membutuhkan Pemerintah China untuk membuka diri dan membantu menjelaskan, bagaimana sebenarnya penyebaran virus ini," kata Pompeo seperti dilansir Channelnewsasia.com.
"Pemerintah China perlu berterus terang," imbuhnya.
Apa itu WIV?
Dilansir dari AFP Jumat (17/4/2020), berikut merupakan pertanyaan utama terkait Institut Virologi Wuhan (WIV) yang menjadi sorotan negara Barat.
Tempat tersebut merupakan rumah bagi Pusat Pembiakan dan Koleksi Virus China, bank virus terbesar di Asia dan berisi 1.500 jenis.
Fasilitas itu adalah laboratorium berkeamanan maksimum pertama di Asia, dan menangani patogen Kelas 4 (P4), virus berbahaya yang bisa menular antar-manusia seperti Ebola.

Institut berharga 300 juta yuan, sekitar Rp 661,5 miliar, diselesaikan pada 2015 dan dibuka secara resmi tiga tahun berselang.
Institut tersebut juga mempunyai laboratorium untuk menangani virus kelas 3 (P3) yang sudah dioperasikan sejak 2012 silam.
Laboratorium seluas 3.000 meter persegi itu adalah bangunan persegi dengan lampiran silindris, terletak di dekat kolam dekat kaki bukit pinggiran terpencil Wuhan.
Dalam kunjungan baru-baru ini, AFP tidak menemukan adanya aktivitas di sana, kecuali sebuah poster yang ditempelkan di luar kompleks.
"Pencegahan dan pengendalian dengan kuat, jangan panik.
Dengarkan pengumumkan pemerintah. Yaknilah pada sains, jangan sebarkan rumor," ujar poster itu.(*)