Testimoni Perawat ICU yang Bertugas Cabut Ventilator Pasien Covid-19 lalu 5 Menit Pasien Meninggal

Pasien menghembuskan napas terakhir lima menit setelah Nittla mematikan ventilator,"Saya melihat cahaya berkedip-kedip di layar dan detak jantung me

Editor: Tariden Turnip
ansa
Testimoni Perawat ICU yang Bertugas Cabut Ventilator Pasien Covid-19 lalu 5 Menit Pasien Meninggal. Korban Covid-19 mendapat perawatan dengan ventilator. 

Tim medis berhenti sejenak dan berhenti berbicara, Nittla lalu menempelkan telepon di samping telinga pasien, dan memberi aba-aba kepada putri pasien untuk berbicara.

Nittla memainkan musik sesuai yang diminta keluarga. Kemudian ia mematikan ventilator.

"Saya duduk di sampingnya, memegang tangannya sampai ia meningggal dunia," ungkapnya.

Juanita Nittla terkadang merasa seperti turut bertanggung jawab atas kematian pasien.
Juanita Nittla terkadang merasa seperti turut bertanggung jawab atas kematian pasien. (JUANITA NITTLA)

Pasien menghembuskan napas terakhir lima menit setelah Nittla mematikan ventilator.

"Saya melihat cahaya berkedip-kedip di layar dan detak jantung menunjukkan angka nol - garis datar - di layar," jelasnya.

Langkah selanjutnya, Nittla mencabut selang obat bius.

Putri dari pasien masih berbicara kepada ibunya dan mendoakannya melalui sambungan telepon.

Nittla mengambil telepon dan mengabarkan kepadanya bahwa ibunya telah tiada.

"Dengan bantuan seorang kolega, saya memandikan jenazah di tempat tidur dan membungkusnya dengan kain putih dan memasukkan jenazah itu ke dalam kantong mayat.

Saya membuat tanda salib di keningnya (sesuai permintaan keluarga) sebelum menutup kantong itu," tambah Nittla.

Mimpi buruk
Nittla menuturkan kenyataan bahwa ia mampu merawat pasien yang sekarat telah membantunya menangani krisis.

Karena jumlah pasien meningkat drastis, kapasitas unit kritis di Royal Free Hospital ditambah dari 34 menjadi 60 tempat tidur.

"Biasanya di unit perawatan kritis kita memberlakukan rasio satu perawat untuk setiap pasien. Sekarang satu perawat untuk tiga pasien," kata Nittla.

"Jika situasi memburuk nanti, satu perawat untuk enam pasien."

Juanita Nittla mengatakan ia dan kolega-koleganya berkumpul dan saling mengatakan 'semoga selamat' setiap memulai jam kerja.
Juanita Nittla mengatakan ia dan kolega-koleganya berkumpul dan saling mengatakan 'semoga selamat' setiap memulai jam kerja. (JUANITA NITTLA)

Beberapa perawat yang bekerja satu tim dengan Nittla sudah menunjukkan gejala-gejala virus corona dan sekarang menjalani isolasi diri. Rumah sakit melatih perawat-perawat dari unit lain untuk bekerja di bagian perawatan kritis.

Halaman
123
Sumber: bbc
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved