Belajar dari Rumah
LIVE TVRI: Link Live Streaming Belajar dari Rumah, Jadwal,Materi Hari ini di TVRI, Tonton di Sini
Program belajar dari rumah bisa disaksikan melalui streaming di TVRI hari ini.Cek link live streaming
Untuk jadwal Belajar dari Rumah di TVRI ini dapat berubah sewaktu-waktu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim dalam video singkat yang diunggah di Instagram resmi @kemdikbud.ri, mengajak peserta didik, guru, dan orangtua sama-sama menyaksikan dan mendukung program acara "Belajar dari Rumah" ini.
• BEREDAR FOTO 2 Dokter di Wuhan Terjangkit Covid-19, Kulit Berubah Hitam, Asal Virus dari Pasien
• Tangan Kanan Nagita Slavina Bongkar soal Uang, Perusahaan Raffi Ahmad dan Penghasilannya
"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus mendukung pembelajaran jarak jauh dan memajukan budaya Indonesia di masa pandemi korona. Saksikan program "Belajar dari Rumah" setiap Senin-Minggu untuk semua jenjang pendidikan, guru dan orang tua hanya di TVRI," ungkap Nadiem di video.
Anda dapat menyaksikan program "Belajar dari Rumah" melalui televisi atau bisa juga dari ponsel maupun tablet dengan tayangan live streaming di link berikut:
Sinopsis film "Ziarah"
Film "Ziarah" pernah ditayangkan di JAFF-Netpac 2016 di Yogyakarta. Berikut adalah sinopsis filmnya, dikutip dari laman FilmIndonesia.or.id:
"Pada Agresi Militer Belanda ke-2 tahun 1948, Mbah Sri terpisah dengan Prawiro, suaminya. Prawiro pergi berperang.
Setelah perang usai, Prawiro tak pernah kembali. Puluhan tahun berlalu, Mbah Sri menjanda hingga masa tuanya. Sahabat-sahabat terbaiknya meninggal.
Semuanya dimakamkan di sebelah suaminya. Mbah Sri berharap bisa menemukan tanah terbaik untuk pemakamannya, satu petak tanah di sebelah makam orang yang dicintainya.
Sayangnya, ia tak tahu di mana suaminya dimakamkan. Suatu sore 2012, Mbah Sri bertemu dengan tentara veteran yang mengenal Prawiro.
Tentara itu mengetahui di mana Prawiro tertembak oleh Belanda pada 1949. Berbekal informasi yang tidak utuh, Mbah Sri mencari makam suaminya.
Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan orang-orang yang berdialog tentang tanah, yang memperjuangkan tanahnya, dan yang tersingkir dari tanahnya.
Bagi Mbah Sri, perjalanannya mencari makam sang suami ini tidak sekadar menjadi perjalanan menyusuri sejarah cintanya, tapi juga menyusuri luka-luka sejarah bangsanya.