Terungkap Masa Kecil Kim Jong Un, Pecinta Vodka asal Negeri Putin, Perokok hingga Tak Suka Wanita

Kebiasaan Kim Jong Un merokok dan meminum minuman keras sebenarnya sudah pernah diceritakan lengkap oleh mantan pengasuhnya.

Kim Jong Un 

Pada akhir masa remajanya, Jong Un kerap berada di tengah-tengah "brigade pemuas nafsu" milik ayahnya.

Mereka adalah sekelompok perempuan muda cantik yang dipaksa bernyanyi, menari telanjang, memijat, dan melakukan hubungan badan.

Tak suka Wanita

Meski demikian, Fujimoto melanjutkan, saat menginjak usia 18 tahun Kim Jong Un tak menunjukkan ketertarikan terhadap perempuan dan tak suka memiliki hubungan dengan perempuan.

Kondisi ini membuat sang ayah, Kim Jong Il, sempat mengira putranya itu memang tidak menyukai perempuan.

Fujimoto berspekulasi bahwa Jong Un sebenarnya membenci kegemaran ayahnya bermain perempuan dan kemungkinan itulah sebabnya Jong Un kemudian mengeksekusi pamannya sendiri, Jang Song Taek.

Kim Jong Un dan istri Ri Sol Ju
Kim Jong Un dan istri Ri Sol Ju (Starpost)

Pada masa kekuasaan Kim Jong Il, sang pamanlah yang bertanggung jawab memilih para gadis itu, bahkan sang paman pula yang melakukan tes keperawanan terhadap para gadis itu sebelum dipersembahkan untuk Kim Jong Il.

Fujimoto menambahkan, masih lekat dalam ingatannya bagaimana keluarga penguasa Korut itu mempertahankan gaya hidup mewah mereka, bahkan pada saat negeri mereka mengalami bencana kelaparan selama dua dekade.

"Keluarga ini bahkan memiliki kolam renang ukuran olimpiade, bioskop pribadi, dan ruang olahraga yang sangat luas. Ruang bermain anak-anak sangat luas dilengkapi mobil remote control dan meja biliar," tambah dia.

Sebuah pengkhianatan

Pada 2001, Fujimoto "kabur" dari negeri itu dan kembali ke Jepang.

Perbuatannya ini dianggap keluarga Kim sebagai sebuah pengkhianatan yang kemudian mencoba membunuh mantan koki ini.

Namun, setahun kemudian seorang pejabat Korea Utara muncul di kediaman Fujimoto dan mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara sudah memaafkannya dan memintanya kembali ke Pyongyang.

Meski sempat ragu untuk memenuhi undangan itu, Fujimoto kemudian datang dan hadir di istana kepresidenan Korea Utara.

"Saya sangat takut. Saya sudah mengkhianati Kim Jong Un dengan meninggalkan Korea Utara, jadi sangat mungkin dia akan membunuh saya," ujar Fujimoto.

Halaman
1234
Sumber: Warta kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved