Sebanyak 171 Tenaga Medis di 3 Rumah Sakit yang Terjangkit Virus Corona (COVID-19)
RSUP Dr Sardjito lantas melakukan tracing terhadap tenaga medis yang melakukan kontak dengan pasien tersebut.
Hal itu disampaikan Zainal Muttaqin melalui tayangan YouTube tvOneNews, Jumat (17/4/2020).

Para pekerja menyiapkan peralatan di Ruang ICU di Tower 7 Wisma Atlet yang menjadi Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19, di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/3/2020). (Warta Kota/Alex Suban)
Menurut Zainal, semua petugas medis sudah dibekali dengan alat pelindung diri (APD).
Meskipun terlindungi, para tenaga medis tetap terancam tertular Virus Corona jika pakaian APD sudah dilepas.
Zainal mengatakan, pihak rumah sakit menyediakan ruangan khusus untuk dokter melepas APD.
"Tetapi persoalan-persoalan lain terkait itu masih ada, jadi karena situasi wabah ini kan baru kali ini terjadi. Kita hadapi bersama," terang Zainal.
"Jadi misalkan kita pakai APD enggak akan ketularan, tapi saat kita melepas APD itu di suatu ruangan yang disediakan."
Terkait hal itu, ia menduga ada kecerobohan yang dilakukan tenaga medis saat melepas baju APD.
Hal tersebut yang dinilainya menjadi awal penularan Virus Corona ke puluhan tenaga medis RS Kariadi.
"Tidak boleh ada tenaga medis lain di situ, karena pada saat kita buka APD kita akan terjadi aerosolisasi, penyebaran kuman yang nempel di APD kita ke ruangan itu," kata Zainal.
"Jadi ada di antara kita yang kurang hati-hati. Jadi itu salah satu penyebab, jadi bukan terlambat identifikasi sebenarnya."
Lebih lanjut, Zainal menyebut tenaga medis juga bisa tertular Virus Corona dari pasien yang enggan jujur soal gejala yang dialami.
Ia bahkan memberikan contoh untuk memperjelas pernyataannya.
"Tapi pemberian informasi yang tidak lengkap dari sisi pasien juga ada, terus dari kami dalam menelusuri atau wawancara kami terhadap pasien di saat pasien datang pertama kali," jelas Zainal.
"Itu kadang karena situasi wabah ini baru buat kita, ya seorang ibu mengalami kecelakaan lalu lintas, patah tulang, perdarahan di otak."
"Kita menanyai dengan baik ibu tadi dengan keadaannya yang ada, tapi kita lupa menanyakan bahwa ibu tadi suaminya dua minggu lalu baru pulang mudik dari daerah wabah," imbuhnya.
Namun, Zainal tak hanya menyalahkan pasien yang kurang jujur mengatakan gejala yang dialami.
Menurut dia, ada pula kesalahan tenaga medis yang tak secara rinci mencari informasi pada orang-orang terdekat pasien.
"Itu kan contoh saja, kalau dari kami juga ada kekurangan dalam menelusuri, bukan hanya pasien tapi orang-orang di dekat pasien itu," terangnya.
Lebih lanjut, Zainal pun menyoroti soal pandangan buruk masyarakat terhadap orang-orang yang dinyatakan positif terkena Virus Corona.
"Terus satu lagi yang lebih penting, jadi suasana sosial kita ini masih memberikan stigmasisasi terhadap yang positif," ujar Zainal.
"Jenazahnya saja ditolak, apalagi kami yang hidup positif begini. Kami bisa menulari orang lain loh mbak," tukasnya.
Simak video berikut ini menit ke-3.38:
Komentar Ganjar Pranowo
Pada kesempatan sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun angkat bicara soal puluhan tenaga medis RS Kariadi yang positif Virus Corona.
Menurut Ganjar, puluhan tenaga medis itu tertular Virus Corona saat menangani pasien.
Hal itu disampaikan Ganjar melalui tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (17/4/2020).
Ganjar mengatakan, puluhan dokter yang kini menjalani isolasi mandiri itu dalam kondisi yang sehat.
"Sampai update-nya apa, apa kegiatannya, saya kontak dengan salah satu doter 'Pak Gub saya besok pagi mau olahraga'," kata Ganjar.
"Jadi mereka seperti yang disampaikan sehat-sehat, dalam arti semangat dan seperti tidak sakit yang saya lihat."
Ia menegaskan, semua tenaga medis di Jateng yang positif terkena Virus Corona itu merupakan pegawai di RS Kariadi Semarang.
"Saya komunikasi dengan beberapa dokter di sana. Yang terjadi di Rumah Sakit Kariadi, bukan di Jawa Tengah," ucapnya.
Lebih lanjut, Ganjar pun mengungkap kronologi penularan Virus Corona itu.
Diduga, ada dua pasien yang terinfeksi Virus Corona tapi tak mau berkata jujur.
"Jadi saya tengah ini kira-kira kenapa, jadi ada dua klaster. Satu lagi menangani ibu melahirkan, yang satu lagi menangani operasi," jelas Ganjar.
"Kedua-duanya diperkirakan dia positif, memang ada pertanyaan, ada riwayat yang ditanyakan saya lupa pasien yang ditanya saat itu."
Ganjar menyebut, ketidakjujuran pasien itulah yang menyebabkan para tenaga medis tertular Virus Corona.
"'Apakah Anda pernah ke sana, ke sini'", jawabannya tidak semua," ujar Ganjar.
"Maka mereka mengerjakan seperti biasanya dokter, saya enggak pernah jadi dokter jadi enggak mengerti."
Belajar dari kejadian itu, Ganjar mengimbau semua pasien itu berkata jujur saat memeriksakan diri ke rumah sakit.
"Jadi mereka tertular, maka kejujuran pasien menjadi penting dan sekarang kita tidak bisa abai," kata Ganjar.
"Siapapun yang datang ke rumah sakit pasti ada potensi-potensi Covid-19," tukasnya. (*)
Artikel Ini Sudah Tayang di Tribun Wow dengan Judul 57 Tenaga Medis RS Kariadi Positif Corona, dr Zainal: Jenazah Saja Ditolak, Apalagi Kami yang Hidup
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga Pasien Positif Corona Tak Jujur, 53 Tenaga Medis RSUP Sardjito Yogya Diisolasi"