Inilah Andriadi, Manusia Daging Tumbuh 30 Kg Dari Medan, Menahun Rasakan Kesakitan, Butuh Bantuan

Andriadi Putra, manusia yang tubuhnya dipenuhi daging tumbuh kerap merasakan kesakitan. Apalagi, daging tumbuh berbodot 30 kilogram ini semakin besar

Istimewa Wartakotalive.com
Kisah pilu seorang pemuda bernama Andriadi Putra yang tubuhnya dipenuhi daging tumbuh berukuran jumbo. Saat ini, ia perlu uluran tangan banyak orang agar daging tumbuhnya bisa dipotong 

Seiring bertambahnya usia, menjelang kelas 6 SD, daging tumbuh di tubuh Andriadi mulai membesar. Daging di wajah, dada dan perut mulai menggantung.

“Semakin bertambuah usianya, semakin besar pula daging tumbuhnya. Daging membesar, tidak menimbulkan rasa sakit. Membesar sekitar dua tahun ke belakang,” kata Nila.

Walau memiliki daging tumbuh , Andri berusaha menuntut ilmu. Tiba pada jenjang pendidikan kelas II SMK/STM, Andri putus sekolah.

“Saya sempat sekolah di STM Al Fatah Jalan Cemara Medan. Namun kelas II STM, putus sekolah, karena tidak ada biaya. Orangtua tidak mampu,” ujar Andri.

Andri menuturkan, ia sekolah sampai tahun 2005. Ia belajar jurusan otomotif.

Saat bersekolah, ia belajar tentang teknik-teknik bengkel mobil. “Memang saya tidak pernah juara. Tapi ngelas dan bengkel mobil belajar. Saya putus di tengah jalan, karena tidak ada biaya. Tidak sampai tamat,” katanya.

Menurut Andri, dia menempuh pendidikan di sekolah swasta dalam yayasan yang sama. SD, SMP hingga STM Al Fatah Jalan Cemara Medan.

Ismed, sang ayah, bekerja sebagai buruh angkut atau pikul pada satu pasar tradisional Kota Medan. Adapun Erida, ibunya, sebagai ibu rumah tangga.

Kulit Tipis Akibatkan Daging Tumbuh Sering Terluka

Andri menceritakan, akibat daging menggantung semakin besar dan berat, kulitnya tampak tipis. Urat-urat terlihat jelas, sebagai tanda kulitnya tipis.

Oleh karena kulit tipis, daging tumbuh yang menggantung di perut, sering terkena benda yang mengakibatkan luka.

“Karena kulit terlalu tipis, kulit mudah koyak dengan sendirinya. Kalau berdarah, darah mengucur deras, kayak air keran begitulah dia. Menghentikan darah, tidak dilakukan pengobatan, sampai berhenti sendiri. Kalau ditetesi betadin, misalnya, jadi kayak bernanah,” ujar Andri, laki-laki yang masih lajang pada usia menjelang 34 tahun.

Rajin Bekerja, Bagi-bagi Uang Gaji pada Ibu dan Ayah

Andika menceritakan, adiknya, sempat bekerja. Setalah putus sekolah, Andri bekerja sebagai tukang cuci sepeda motor dan mobil pada satu tempat usaha di Kota Medan. Ia bekerja selama kurang lebih dua tahun.

Selepas dari sana, ia bekerja sebagai buruh pada took bahan bangunan atau panglong. Pengalam kerja kurang lebih 3 tahun.

Halaman
1234
Sumber: Warta kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved