Masjid Raya Sultan Basyaruddin: Pernah Jadi Markas Belanda hingga Simpan Bedug Berusia 166 Tahun
Masjid Raya Sultan Basyaruddin merupakan peninggalan dari Sultan Serdang ke IV, Tuanku Basyaruddin Syaiful Alamsyah.
Selain Belanda, Masjid ini juga punya sejarah dengan tentara Belanda. Menurut cerita Damuri, dulunya di belakang masjid ini ada parit besar yang dibangun oleh tentara Jepang untuk mengalirkan air menuju perkebunan kelapa sawit yang ada di daerah Serdang.
"Ketika masuk Jepang, belakang sumur ini dibuat parit besar yang mengalirkan air langsung ke Serdang menuju kebun sawit milik Jepang," kata Damuri.

Ornamen khas Melayu sudah dapat dilihat dari pintu masuk dengan dilengkapi lubang angin berbentuk busur dan ornamen bunga khas Melayu.
Di dalam masjid, bangunan dan benda lainnya masih asli tanpa diubah, diantaranya ada mimbar yang sudah ada sejak tahun 1854.
"Mimbar ini merupakan sejarah peninggalan Sultan Serdang. Kalau untuk detailnya ini masih asli belum ada dirombak dan selain itu disini juga ada bedug yang dari awal berdiri masjid sudah ada sejak berdirinya masjid ini lebih dari 100 tahun yang lalu, namun saat ini sudah sangat jarang kita gunakan," ujar Damuri.
Andi, seorang Jama'ah Masjid Raya Sultan Basyaruddin mengungkapkan, dirinya rutin salat di masjid tersebut karena suasana sejuk dan tradisional yang masih dipertahankan masjid tersebut.
"Suka salat disini karena memang masjid ini bersejarah, terus juga nyaman. Sejuk suasananya ketika salat disini kebetulan juga dekat dengan rumah. Bangunan zaman dulunya masih terasa walau udah ratusan tahun," ungkap Andi.
Arsitektur dalam bangunan ini masih asli, mulai dari platform atas masjid hingga bentuk di dalam masjid tersebut. Selain itu, para jamaah dan pengunjung masjid akan disuguhkan lukisan foto yang terdapat di atas dua pintu masuk yang berada di belakang yang menggambarkan suasana istana yang berada di seberang masjid.
Tiap Ramadan, Masjid Raya Sultan Basyaruddin ini juga rutin untuk mengadakan kegiatan selama Ramadan.
Hal ini diungkapkan oleh Damuri.
"Masjid ini pada bulan bulan puasa ada mengadakan kegiatan tadarus tiap malamnya dan kalau untuk ibu-ibu dilaksanakan ketika saat Subuh. Namun dengan kondisi pandemi Covid saat ini sudah tidak ada lagi untuk sementara waktu," pungkas Damuri.(cr13/tri bun-medan.com)