Pengalaman Fadhil Ginting Ramadan di Swiss, Bukber Keliling Masjid Santap Menu Khas Berbagai Negara

Fadhil mengatakan bahwa setiap Idul Fitri, pemerintah Swiss memberikan fasilitas gratis.

Editor: Salomo Tarigan
HO/tri bun medan
Halal Bihalal Fadhil (Kiri) bersama pelajar Indonesia bersama Duta Besar Indonesia di Swiss tahun 2019 

TRI BUN-MEDAN.com - Pengalaman menjalani Ramadan jauh dari keluarga terasa beda, apalagi menjalaninya di luar negeri.

Itulah yang dijalani Muhammad Fadhil Ginting.

Dia saat ini menempuh pendidikan jenjang magister program MSc in Robotics, System and Control, ETH Zurich, Swiss tahun 2018.

Pengalaman Ramadan saat menjalani jenjang magister bukan kali pertama bagi Fadhil.

Ia mengungkapkan bahwa Ramadan pertama jauh dari keluarga di tanah air saat ia mengikuti program Summer School di Jenewa, Swiss 2016.

"Waktu itu aku masih tingkat 3 S1 di ITB. Pertama kali, aku langsung lihat panjang kali waktu puasanya, dari jam 3 pagi sampe jam setengah 10 malam. Soalnya lagi musim panas, jadi siangnya lama. Alhamdulillah tahun lalu aku dapet rezeki buat Ramadan di Swiss lagi sambil S2 program MSc in Robotics, System and Control, ETH Zurich," ungkap Fadhil melalui WhatsApp, Kamis (7/5/2020).

Ramadan jauh dari keluarga tidak melulu harus bersedih. Fadhil menuturkan bahwa banyak pengalaman seru dalam jalani Ramadan jauh dari tanah air, diantaranya buka puasa sambil hiking.

"Waktu aku summer school, kita sampe bukber bareng sambil hiking sore karena warga Swiss hobinya hiking. Tahun lalu aku sama teman-teman keliling masjid buat nyobain menu buka puasa yang beda-beda dan tiap minggu kita ngadain bukber potluck," tuturnya.

Walau berada di Swiss, bagi Fadhil makanan Indonesia tidak ada tertandingi. Diantaranya
bubur kanji rumbi, roti jala, risol, lemang, dan serabi.

Ia sendiri memiliki tips bagi mahasiswa perantau sepertinya untuk mengobati rasa rindu terhadap makanan Indonesia.

"Kalau lagi ingin makan khas Indonesia, aku biasa weekend nyempetin mampir ke acara buka bersama warga Indonesia yang diadakan di kedutaan Swiss atau PTRI Jenewa (Perwakilan Tetap Republik Indonesia). Seperti tahun lalu, aku sempat silaturahmi buka bersama dengan pak Jusuf Kalla di PTRI Jenewa," ujar Fadhil.

Toleransi pemerintah Swiss bagi masyarakat muslim terjalin baik. Fadhil mengatakan bahwa setiap Idul Fitri, pemerintah Swiss memberikan fasilitas gratis.

"Di bulan apapun toleransi beragama di Swiss selalu baik. Di bulan Ramadan tidak ada perbedaan sih karena siang hari perkerjaan dan kuliah berjalan seperti biasa. Untuk Idul Fitri biasanya dari pemerintah swiss memfasilitasi pelaksanaan Idul Fitri seperti fasilitas tempat, transportasi gratis dan lainnya," ungkapnya.

Di Swiss, Ibadah di masjid tidak menjadi kendala. Fadhil menuturkan bahwa di wilayah sekitar kampusnya, terdapat empat masjid yang bebas untuk ia datangi.

"Buat Salat tarawih di masjid tidak ada masalah, deket kampus ada 4 masjid berbeda yang bisa aku datangi. Secara umum, komunitas muslim Swiss ramenya di masjid-masjid dan komunitas muslim kampus aku juga ada. Kalau kegiatan ibadah barengnya ya kurang lebih sama. Bedanya sore-sore di Swiss ya tidak ada Ramadan Fair seperti di Medan atau jualan sore-sore jual takjil," kata Fadhil.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved