Cerita Seleb
Mantan Istri Okan Cornelius, Viviane Laporkan Dugaan Kekerasan pada Anak, Berawal dari Info Sekolah
Presenter Viviane ternyata telah membuat laporan polisi terkait dugaan kekerasan terhadap anak dari pernikahannya dengan Okan Cornelius.
Presenter Viviane ternyata telah membuat laporan polisi terkait dugaan kekerasan terhadap anak dari pernikahannya dengan Okan Cornelius.
TRI BUN-MEDAN.com - Viviane Simorangkir mantan istri Okan Cornelius ternyata telah membuat laporan polisi atas dugaan penganiyaan terhadap anaknya. Pihak Viviane Simorangkir pun akhirnya beberkan kronologi pelaporan.
Presenter Viviane Simorangkir ternyata telah membuat laporan polisi terkait dugaan kekerasan terhadap anak dari pernikahannya dengan Okan Cornelius.
Laporan polisi itu dibuat oleh Viviane Simorangkir pada (9/3/2020) silam.
Hal itu terekam dalam tayangan YouTube KH Infotainment yang dipublikasi pada Selasa (12/5/2020).
Ahmad menyebut bila informasi dari pihak sekolah membuat Viviane akhirnya membulatkan tekad untuk melapor ke polisi.
Pihak sekolah memberi informasi bila ditemukan bercak kebiruan di tubuh anak Viviane dan Okan.
"Guru sekolah J whatsapp mbak Viviane bahwa anaknya ketika dilakukan pemeriksaan rutin, ditemukan bercak kebiruan, di tangan, di kaki dan wajah," ungkap Ahmad.
Atas dasar temuan tersebut, pihak sekolah akhirnya memanggil Viviane, Okan, dan Lee Sachi.
Pertemuan tersebut berlangsung 3 hari sebelum Viviane akhirnya membuat laporan polisi.
"Mengenai hal ini pihak sekolah mengundang ibu kandungnya, Mbak Viviane, ayah kandungan, dan ibu sambungnya ke sekolah untuk menanyakan mengenai kondisi anak tersebut.
Akhirnya terjadilah pertemuan tanggal 6 Maret, anaknya menyampaikan bahwa dicubit dan dipukul, tetapi ketika ditanyakan lagi berubah keterangannya bahwa anaknya hanya dipegangi.
Terkait hal ini pihak sekolah, untuk memastikan kebenarannya membuat surat untuk si J dilakukan pemeriksaan psikologis.
Nah terhadap hal tersebut Mbak Viviane mengambil langkah untuk membuat laporan polisi karena melihat ini sudah sangat serius, karena banyak memar terus sekolah juga mau melakukan pemeriksaan psikologis.
Akhirnya kita buat laporan polisi 9 Maret, tanggal 10 Maret jemput J untuk visum dan pemeriksaan berita acara," lanjut Ahmad.