Penangkapan Geng Motor Ezto di Medan
Ibu Simanjuntak Protes Anaknya Ditembak Polisi, Ternyata Ketua Geng Motor Ezto yang DPO sejak 2019
Video Shinta Rumata Simanjuntak bentuk protes kepada kepolisian karena anaknya ditangkap lalu kakinya ditembak oleh personel Polsek Helvetia
Penulis: Victory Arrival Hutauruk | Editor: Hendrik Naipospos
Setelah dilakukan tindakan tegas, keras dan terukur para tersangka saat ini sudah diobati.
Coba lihat kondisinya, bisa jalan ditempatkan.
Berbeda dari kondisi adik kita, Rico Lumbanraja," tegasnya.

Ia juga mengingatkan kepada setiap orang tua untuk memantau anak-anaknya tidak terlibat geng motor.
"Dalam kesempatan ini kami juga mengimbau, tolong kepada orang tua benar-benar perhatikan anak-anaknya.
Jangan biarkan anak-anak tergabung sama kelompok-kelompok geng motor yang bisa melakukan tindakan melawan hukum.
Komitmen tetap kami akan tegas, tidak ada ampun kepada kelompok geng motor di wilayah hukum Polrestabes Medan," jelasnya.
Dimana, Isir menjelaskan bahwa saat ini kondisi korban Rico sudah tidak bisa hidup normal dan tak bisa melanjutkan study-nya di SMA Santo Thomas 3 Medan.
"Jadi korban saat ini berada di rumah kerabatnya di Pekan Baru, masih dalam proses pemulihan.
Jari tidak bisa lurus lagi, jari korban patah. Korban berjalan tidak bisa normal, karena kakinya harus digeser dan harus dipapah.
Korban kondisi seperti ini tidak bisa meneruskan sekolah, dan berhenti melanjutkan studynya," ungkap Isir.
Bahkan ia menyebutkan biaya pengobatan ada sekitar Rp 600 juta juta selama satu tahun pengobatan.
"Biaya pengobatan besar, hampir sekitar Rp 600 juta ditanggung sama keluarga korban," tegasnya.
(vic/tri bunmedan.com)