Terdampak Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Sumut Triwulan II Diprediksi Menurun
Indikator-indikator penyebab penurunan yang sangat tajam karena semua kegiatan dan komponen perekonomian sedang menurun.
Penulis: Septrina Ayu Simanjorang | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN- Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) memprediksi pertumbuhan ekonomi Sumut pada Triwulan II hanya tumbuh 1,3 hingga 1,7 persen saja akiba adanya Covid-19.
Hal ini disebabkan seluruh sektor ekonomi terdampak akan pandemi yang tengah melanda dunia ini.
"Pada Triwulan I perekonomian Sumut tumbuh dengan baik 4,65 persen jauh lebih baik dari pada perekonomian nasional dan Sumatra. Sementara pada triwulan II dari beberapa survey dan FGD dengan pengusaha dan asosiasi yang dilakukan mengindikasikan akan terjadi penurunan yang cukup besar karena semua aktifitas ekonomi mengalami penurunan di Triwulan II," ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat
Ia mengatakan indikator-indikator penyebab penurunan yang sangat tajam karena semua kegiatan dan komponen perekonomian sedang menurun. Ditambah meningkatnya pengangguran karena dirumahkan oleh perusahaan.
"Semua komponen dari sisi permintaan turun kecuali konsumsi pemerintah karena adanya dana bansos dan dana bantuan yang mendorong agar domestik demand nya tidak terlalu turun sekali," katanya.
Penurunan pertumbuhan ekonomi ini juga terjadi kegiatan ekonomi yang tidak bisa berjalan karena adanya protokol-protokol kesehatan seperti masyarakat tidak bisa keluar rumah, penerapan jaga jarak dan inilah yang menyebabkan konsumsi rumah tangga turun drastis. Mulai dari investasi, ekspor dan lainnya. Jadi kita harus melihat kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tumbuh dengan bagus," jelas Wiwiek
• Pergerakan Nilai Tukar, Rupiah Menguat ke Rp15.840 per Dolar AS
"Penurunan ekonomi ini sudah terlihat di Sumut saat memasuki Triwulan II. Bila melihat data-data yang ada dan beberapa survei lainnya sangat kelihatan sekali bahwa ekonomi di Sumut pada Triwulan III juga akan terjadi tekanan yang cukup kuat," lanjutnya.
Ia mengatakan kegiatan-kegiatan di seluruh sektor ekonomi terkena dampaknya akan Covid-19. Meski begitu ada yang tidak terkena imbas seperti telekomunikasi yang berkaitan dengan Informasi Technology yang bahkan tumbuh positif.
"Jadi bagaimana kita akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ini ya mengurangi dampak yang besar ini terhadap ekonomi. Satu-satunya memang hanya berasal dari pemerintah daerah karena disini diperlukan suatu likuiditas tertentu yang perlu dari luar ekonomi. Kalau kita hanya mengandalkan simpan-simpanan milik beberapa perusahan itu kan sudah ada di ekonomi mereka. Nah ini diperlukan dana-dana segar diluar ekonomi. Darimana asalnya salah satunya dari sektor fiskal," jelasnya.
Ia mengatakan guna mendorong pertumbuhan ekonomi di masa pandemi terutama pada masyarakat yang terkena dampak dari Covid-19 agar permintaan ekonomi bisa meningkat kembali yang dilakukan pemerintah pusat adalah restrukturisasi.
"Tujuan dari restrukturisasi adalah untuk UMKM agar yang sudah melakukan restrukturisasi mereka bisa berproduksi kembali. Tetapi inikan dari sisi supply nya. Kita juga harus pikirkan dari sisi demand nya yakni dari sisi masyarakat. Bagaimana masyarakat ini bisa membeli produk-produk dari UMKM ini lagi," katanya.
• Bank Indonesia Sebut Ekonomi Sumut Bisa Tumbuh 5,3 Persen Jika Nilai Tukar Rupiah Menguat
"Inilah yang diperlukan dana-dana segar dari luar tadi atau fiskal tadi. Sehingga masyarakat yang masih tinggal di rumah bisa memiliki daya beli kembali. Nah dalam hal ini pemerintah Sumut sudah masuk ya dengan memberikan bantuan sembako dan uang tunai meski memang belum besar. Kita harapkan pemerintah daerah bisa meningkatkan fiskal tadi untuk mendorong perekonomian Sumut," pungkasnya. (sep/tri bun-medan.com)