Update Covid19 Sumut 18 Juni 2020
Pejabat Pemkab Deliserdang Berstatus PDP Meninggal Dunia, Dirawat Beberapa Jam di Rumah Sakit
Satu orang pejabat di lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deliserdang meninggal dunia dalam status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Juang Naibaho
TRI BUN-MEDAN.com, DELISERDANG - Satu orang pejabat di lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deliserdang meninggal dunia dalam status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Almarhum yang menjabat sebagai Kepala Bidang Bina Usaha itu merupakan warga Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deliserdang.
Ia meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan beberapa jam di Rumah Sakit Sembiring Delitua, Rabu (17/6/2020).
Proses pemakamannya dilakukan seperti umum tanpa mengikuti protokol yang telah ditetapkan.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Deliserdang, T Zaki Aufa yang sebelumnya sempat melayat ke rumah duka, mengatakan tidak mengetahui secara pasti bila almarhum sebenarnya berstatus PDP.
Berdasarkan informasi yang ia terima dari pihak keluarga, almarhum meninggal dunia karena penyakit tipus.
Ia menambahkan, almarhum tidak masuk kantor seminggu terakhir karena penyakitnya tersebut.
"Pastinya meninggal karena apa ya kita kurang paham karena bukan kita ahlinya. Setahu kita kena tipus, karena pengakuan keluarganya seperti itu. Minggu lalu dia masuk kantor karena sakit itu saya bilanglah istirahat dulu," kata Zaki.
• VIRAL Seorang Wanita Diolok-olok Karena Mencuri, Polisi: Residivis Kasus Pencurian di Deliserdang
Terkait adanya pejabat meninggal berstatus PDP, Zaki pun berharap dilakukan pemeriksaan rapid test di lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Deliserdang.
Pasalnya, biaya rapid test secara mandiri cukup mahal.
Terkait hal ini, Zaki mengaku akan segera berkordinasi dengan Dinas Kesehatan.
Sementara itu Kadis Kesehatan Deliserdang, dr Ade Budi Krista membenarkan adanya pejabat di Dinas Perikanan dan Kelautan berstatus PDP.
Disebut berdasarkan hasil rapid test yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Sembiring, hasilnya yang bersangkutan reaktif.
Meski demikian untuk uji swab belum dilakukan.
"Ya karena statusnya saat meninggal PDP kita akan lakukan tracing lah, karena hasil rapid test pun reaktif.
Siapa yang punya kontak erat dengannya ya kita periksa nanti. Makanya besok (Jumat) mau kita rapid dulu orang-orang yang ada di kantor itu. Termasuk sama keluarganya juga," kata dr Ade.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Deliserdang ini menambahkan berdasarkan informasi yang ia terima bahwa pihak Rumah Sakit Sembiring sebelumnya mau melakukan proses pemakaman yang bersangkutan dengan protokol yang sudah ditentukan.
Namun, pihak keluarga keberatan, dan menyatakan bersedia menerima segala risiko yang terjadi.
"Berdasarkan hasil foto rontgen almarhum menunjukkan pneumonia atau radang paru-paru berat. Sebenarnya kepada istrinya sudah disampaikan oleh pihak rumah sakit tapi keluarganya info yang kita dapat keluarganya siap menanggung risiko. Masyarakat tidak boleh seperti ini harusnya," kata dr Ade.
Ia menyebut sudah ada ketentuan yang diatur dalam undang-undang bahwa orang yang menghalang-halangi untuk dilakukan sesuai protokol yang telah ditetapkan bisa dipidana.
Hal ini lantaran bisa berdampak kepada orang lain dan dianggap tidak bisa menanggulangi penyebaran wabah virus covid ini.
Disebut sebelumnya sudah ada beberapa pejabat di lingkungan Pemkab Deliserdang yang positif Covid-19.
Namun setelah mengikuti protokol kesehatan dan dilakukan isolasi beberapa pejabat bisa disembuhkan.
• INFO PENERBANGAN TERKINI, AirAsia Kembali Layani Penerbangan Pada 19 Juni 2020, Rute Medan-Jakarta
Data Covid-19 Sumut
Laju penularan Covid-19 di Sumatera Utara masih menunjukkan angka penambahan cukup signifikan.
Dalam 24 jam terakhir, tercatat 23 orang dinyatakan positif terpapar virus corona.
Dengan penambahan kasus baru itu, jumlah pasien positif Covid-19 di Sumut nyaris menembus 1.000 orang.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pemprov Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan menerangkan bahwa hingga Kamis (18/6/2020) hingga pukul 16.00 WIB, total sebanyak 993 pasien positif virus corona di Sumut.
"Update data COVID-19 di Provinsi Sumatera Utara hingga 11 Juni 2020, penderita positif metode PCR kembali melonjak bertambah 23 kasus baru. Dengan total 993 orang," tuturnya saat dikonfirmasi Tribun.
Sementara, pasien aktif Covid-19 yang saat ini tengah dirawat di rumah sakit berjumlah 693 orang.
Whiko menjelaskan penambahan juga terjadi pada pasien sembuh yaitu sebanyak 7 orang.
Sementara pasien positif yang meninggal dunia tetap berjumlah 67 orang.
"Pasien meninggal dunia tetap di angka 67 orang. Sementara pasien sembuh bertambah 7 orang menjadi di angka 233 orang," terangnya.
Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mengalami penurunan sebanyak 1 orang pasien.
"Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 159 Orang dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 885 orang," ungkap Whiko.
Whiko menyebutkan bahwa penyebab dari melonjaknya angka ini disebabkan masifnya pemeriksaan yang dilakukan pihaknya.
"Kita dapatkan beberapa kali melonjaknya angka kasus positif Covid19 di Sumatera Utara yang ada saat ini. Hal ini salah satunya karena masifnya pemeriksaan swab PCR dan rapid test yang dilakukan Gugus Tugas di Sumatera Utara. Yang dilakukan baik di rumah maupun di lokasi lainnya," tuturnya.
Whiko membeberkan masifnya pemeriksaan ini sebagai cara menuju tatanan hidup baru (new normal life) yang akan direalisasi di seluruh kabupaten/kota di Sumut.
"Hal ini sebagai salah satu syarat formal yang akan dipenuhi yang di antaranya transmisi Covid-19 dan kemampuan sistem kesehatan dalam mengidentifikasi dan mengisolasi para penderita Covid-19. Pemerintahan provinsi Sumatera Utara ekstra hati-hati menetapkan kebijakan new normal setelah mendapatkan masukan dari para pakar dan akademisi," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa penambahan pasien terpapar virus corona masih terus terjadi di Sumut, untuk itu ia meminta agar masyarakat tetap patuh mengikuti protokol kesehatan.
"Saudara-saudara sekalian ini gambaran yang sangat tegas yang bisa kita lihat bahwa penambahan kasus baru masih terus terjadi. Pembawa virus ini masih berada di tengah-tengah kita, inilah yang berkali-kali disebutkan sebagai orang tanpa gejala," beber Whiko
"Sedangkan di dalam tubuhnya membawa virus, oleh karena itu mencuci tangan menggunakan sabun adalah cara yang paling bagus untuk kemudian memberikan kemungkinan cemaran dari orang tanpa gejala ini misalnya yang mengenai benda-benda di sekitarnya bisa terhindar," ujarnya.
Bertambah 1.331 Se-Indonesia
Indonesia kembali mencatatkan penambahan kasus harian tertinggi Covid-19 dalam sehari berdasarkan data yang diumumkan pada Kamis (18/6/2020).
Dalam 24 jam terakhir, tercatat ada penambahan 1.331 pasien positif Covid-19.
Angka ini merupakan jumlah kasus baru tertinggi sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Dengan penambahan tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengungkapkan, total ada 42.762 kasus Covid-19 di Tanah Air.
"Kita dapatkan konfirmasi kasus baru positif sebanyak 1.331 orang sehingga menjadi 42.762 orang," kata Yuri dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Kamis sore.
Penambahan 1.331 kasus baru ini merupakan hasil pemeriksaan dari 20.650 spesimen.
Sementara itu, tambahan kasus tertinggi sebelumnya tercatat sebanyak 1.241 kasus, pada tanggal 10 Juni 2020.
Saat itu, kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 34.316 kasus.
Achmad Yurianto juga mengumumkan penambahan jumlah pasien yang sembuh dalam 24 jam terakhir, yakni 555 orang.
Maka, total pasien sembuh sampai saat ini menjadi 16.789 orang.
Kemudian, kasus kematian bertambah 63, sehingga pasien Covid-19 meninggal dunia yaitu 2.339 orang.
(dra/tri bun-medan.com)