Update Pembunuhan 2 Anak di Medan

REAKSI Gubernur Edy Rahmayadi, Geger 2 Anak Tewas Dibantai Seorang Ayah yang Ngamuk

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi prihatin terkait kasus dua anak yang dibunuh ayah tirinya,

Penulis: Satia | Editor: Salomo Tarigan
TRI BUN MEDAN/Satia
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi 

"Pemakaman ini kita lakukan bagi kedua cucu saya itu pada satu liang lahat dengan posisi memanjang," ujar Zainal Abidin (65), kakek kecua bocah tersebut.

Terlihat warga ikut serta dan ambil bagian dalam acara pemakaman tersebut.

Isak tangis pun telah terdengar saat berada di rumah duka.

Ibu kedua bocah tersebut tertunduk saat berada di rumah duka. Dia mencoba menceritakan kisah penemuan jasad kedua bocah tersebut.

Namun cerita itu sontak terhenti akibat dia tidak sanggup dan terlihat lemas. Hingga acara pemakaman, ibu kedua bocah ini tetap terdiam di rumah duka.

Mengetahui kekejaman perlakuan suaminya yang tega membunuh anak tirinya, dia pun hanya sanggup terdiam dan tak kuasa menahan sedih.

"Aku pun enggak nyangka dia itu setega itu," ujar Fathuljanah, ibu kedua bocah tersebut.

Bukan hanya Fathuljanah, Zainal Abidin juga menyampaikan hal sama.

"Sadis sekali. Dan bahkan dia juga pernah mau bunuh istrinya itu, putriku Fathuljanah. Dia dicekik dan dikira si Rahmad ini sudah mati. Kami mau laporkan tapi istrinya menahan kami. Kalau istrinya bilang gitu, ya kami pun engak melanjutkan lagi lah kan," tambah Zainal Abidin.

Pemakaman kedua bocah tersebut berakhir dan semua warga yang sudah berkumpul secara berangsur kembali ke rumah masing-masing.

Sebelumnya, polisi melaksanakan prarekonstruksi kasus pembunuhan dua anak yang dilakukan ayah tiri di kawasan sekolah Global Prima, Jalan Brigjen Katamso, Gang Abadi, Medan, Senin (22/6/2020).

Pengakuan Istri Dicekik, Mau Dibunuh

- Fathuljanah (30), ibu kedua bocah korban pembunuhan sadis ayah tirinya di Jalan Brigjen Katamso, mengaku pernah mendapat perlakuan kekerasan dari suaminya tersebut.

Bahkan, Fathuljanah mengaku pernah dua kali hendak dibunuh suaminya.

"Aku pernah ingin dibunuhnya dua kali, yakni saat berada di Delitua dan di sekitar sini, dekat sini," ungkap Fathuljanah saat dimintai keterangan di rumah duka, Senin (22/6/2020).

Ia menuturkan, percobaan pembunuhan yang kedua terjadi beberapa bulan lalu.

Saat itu, keluarga Fathuljanah sempat ingin mengadu ke Polsek Medan Kota.

"Pas di belakang rumah ini (ada rumah dekat rumah orangtuanya), aku dicekiknya, dikiranya aku mati, datang lagi dia," sambungnya.

 MULAI HARI INI Jadwal Pemadaman Listrik di Kota Medan, PLN Minta Maaf, Berikut Wilayahnya

Lebih detailnya, dia menjelaskan kondisinya parah akibat perlakukan kekerasan yang dilakukan suaminya sendiri, yang kemudian dijadikan sebagai tersangka pembunuhan kedua bocah tersebut.

"Pokoknya, muka saya sudah biru-biru, mata saya ini sudah berdarah. Ini enggak nampak lagi putihnya lagi ya kan, enggak bisa jalan, enggak bisa ke mana-mana," ujarnya.

Dia menuturkan, dirinya baru dua tahun berumah tangga bersama tersangka.

"Kami sudah menikah itu dua tahun. Dia lajang dan saya janda. Saya sudah punya anak dua, tapi sekarang sudah meninggal," pungkasnya.

17 Adegan Prarekonstruksi

Petugas gabungan dari Polrestabes Medan dan Polsek Medan Kota melaksanakan prarekonstruksi kasus pembunuhan sadis yang dilakukan Rahmadsyah (30) terhadap dua anak tirinya di Jalan Brigjen Katamso Medan, Senin (22/6/2020) sore.

Pantauan di lokasi, personel kepolisian sempat membatalkan jalannya prarekonstruksi lantaran ramainya warga menyesaki lokasi.

Setelah massa membubarkan diri, personel kepolisian melanjutkan jalannya prarekonstruksi.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko mengatakan, prarekonstruksi berlangsung dengan 17 adegan digelar di 2 titik di areal sekolah.

"Prarekonstruksi berlangsung 17 adegan," ujarnya, didampingi Wakapolrestabes AKBP Irsan Sinuhaji, Kasatreskrim Kompol Martuasah Tobing, dan Kapolsek Medan Kota Kompol Rikki Ramadan di lokasi prarekonstruksi.

 GEGER Makhluk Misterius Pengisap Darah di Taput, Ternak Warga Mati Tak Wajar, Bangkainya Utuh

 Kisah John Kei, Mantan Satpam Diskotek Sukses di Jakarta, Kini Terlibat Serang Saudaranya Nus Kei

Lanjutnya, kejadian ini bermula ketika Jumat (19/6/2020) malam, ibu korban Fathuljanah (30) mengantarkan kedua anaknya ke rumah neneknya di Jalan Brigjen Katamso Gg Kesatria Medan.

Setelah keduanya diantar, kedua korban menjumpai ayahnya yang berada di rumah kontrakan di Jalan Brigjen Katamso Gg Abadi, yang berada di belakang sekolah Global Prima.

"Kedua korban meminta dibelikan es krim," jelas Kapolrestabes Medan.

Namun, karena tidak memiliki uang, tersangka Rahmadsyah menolak permintaan kedua anaknya.

"Pengakuan tersangka karena ditolak, kedua korban kemudian mengatakan 'bapak pelit’, dan akan mengadu ke ibunya untuk mencari bapak baru," ungkap Kombes Pol Riko.

Diduga kesal mendengar ucapan tersebut, tersangka kemudian mengamuk dan membenturkan kepala kedua korban ke dinding.

Tak puas juga, pelaku menginjak-injak tubuh korban untuk memastikan kedua korban meninggal dunia.

Kemudian, jasad kedua korban dibuang di dua tempat terpisah.

Satu di parit dan satu di sudut bangunan seputaran areal sekolah.

 LAGI, Melonjak 20 Kasus Baru Positif Covid-19 di Sumut, Total Tembus 1.115 Orang, Meninggal 74

"Pada Sabtu (20/6/2020) ibu korban sempat menanyakan keberadaan kedua anaknya. Namun pelaku tidak menjawab, tapi raut wajah pelaku ketakutan," beber Kapolrestabes Medan.

Ibu korban mengira bahwa kedua buah hatinya itu berada di kediaman orangtuanya (nenek korban).

"Baru pada Minggu (21/6/2020) pelaku mengirimkan chat lewat massenger (Facebook) ke istrinya kalau kedua anaknya berada di parit sekolah (meninggal dunia)," imbuhnya

(wen/cr3/CR23/vic/tri bun-medan.com.  

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved