Pengadaan 1.376 Notebook untuk SD-SMP Medan Disorot, Kadisdik Sebut Masih Diperiksa Inspektorat
Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD Kota Medan, D Edy Eka Suranta mempertanyakan pengadaan 1.376 notebook untuk SD-SMP se-Kota Medan.
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD Kota Medan, D Edy Eka Suranta mempertanyakan 1.376 notebook yang diserahkan Pemko Medan kepada Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kota Medan.
Edy mengatakan adanya laporan masyarakat bahwa notebook yang diberikan tersebut diduga tidak sesuai dengan spesifikasi, khususnya terhadap sistem windows.
"Adanya dugaan laporan dari masyarakat terhadap pembelian 1.376 unit notebook oleh dinas pendidikan, yang mana peruntukan belanja notebook tersebut untuk pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer TA 2020 untuk tingkat SMP, dan diduga barang tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi khususnya terhadap sistem windows dan isi notebook ternyata berbeda dengan spesifikasi yang tertuang dalam berita acara penerimaan barang," katanya, Rabu (24/6/2020).
• Makin Meluas Penyebaran Covid-19, Kini Sudah 11 Wilayah di Sumut Berstatus Zona Merah
Jika laporan tersebut benar, dia mempertanyakan penerimaan barang tersebut oleh Dinas Pendidikan Kota Medan.
"Mengapa pihak dinas pendidikan kota Medan menerima barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi, dan bahkan notebook tersebut sudah disalurkan ke seluruh SMP negeri di bawah naungan pemko Medan?," katanya.
Edy meminta agar Dinas Pendidikan dapat transparan dan apabila ada pihak yang terbukti melakukan kecurangan, Edy meminta agar segera ditindak tegas.
"Fraksi Gerindra meminta kejelasan terhadap kasus ini," katanya.
Selain itu, ia meminta agar dinas pendidikan dapat mengkaji lebih maksimal dan teliti sebelum memberlakukan new normal pendidikan.
Sebab, saat ini Kota Medan masih berstatus zona merah.
"Jangan memaksakan untuk mengaktifkan belajar di sekolah. Kalau semua pihak termasuk pemerintah belum memiliki pengkajian yang dalam, jangan malah menambah jumlah korban khususnya anak-anak," katanya.
• Partai Demokrat Rekomendasikan Pasangan Asner Silalahi - dr Susanty di Pilkada Siantar 2020
Saat dikonfirmasi terkait dugaan tersebut, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Muslim Harahap menjelaskan bahwa pengadaan notebook tersebut guna mendukung program pemko Medan di tahun 2021, yakni belajar melalui digital.
Hal tersebut katanya guna meningkatkan mutu pendidikan dengan memanfaatkan metode pembelajaran tehnologi.
"Rencana kita tahun 2020 seluruh sekolah SMP sudah pembelajaran digital maka kita adakan notebook dan infocus di semua lokal, namun bencana Covid-19 ini merubah segalanya, dana untuk infocus harus terpotong dan tahun depan kita tampung lagi, belajar secara digital kita mulai 2021 termasuk membuat perpustakaan digital yang terkoneksi seluruh sekolah sehingga guru tidak boleh lagi menyuruh orangtua murid untuk beli buku, itulah rencananya," katanya.
• Hari Ini 55 Orang Kena Virus Corona di Sumut, Total 1.287 Positif Covid-19, Pasien Sembuh 8 Orang
Terkait notebook yang diduga tidak sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam berita acara penerimaan barang, Muslim mengatakan kontrak sudah dibuat sejak bulan Februari dan notebook tersebut harusnya menggunakan sistem operasi Microsoft Genuine Windows yaitu Windows 10 Pro (Khusus Pendidikan).
Dijelaskannya pada 7 Mei 2020 PT Hewlett Packard Indonesia menginformasikan bahwa produk HP 240 G7 Notebook telah menggunakan sistem operasi Microsoft Genuine Windows yaitu Windows 10 Pro (Khusus Pendidikan), dan melampirkan daftar dari serial number produk tersebut.
Sistem Operasi (05) Windows 10 Pro (Khusus Pendidikan) yang telah disertakan pada produk HP 240 G7, merupakan bagian dari program Microsoft dalam upaya mendukung kemajuan di sektor Pendidikan yaitu STF (Shape the Future) program.
"Sebenarnya ini pekerjaan melalui e-katalog spesifikasi dan harganya sudah disetujui oleh LKPP. Di DPA kita, tertuang media pembelajaran, sehingga tidak perlu konfrmasi ke DPRD lagi, tinggal sekolah yang membuat peruntukannya," katanya.
• Perjalanan Cinta Zumi Zola, Batal Nikah dengan Ayu Dewi Hingga Digugat Cerai Istri saat Dipenjara
Muslim mengatakan, dugaan adanya kecurangan spesifikasi tersebut, masih diperiksa lebih lanjut oleh pihak inspektorat.
Ia pun membenarkan bahwa notebook tersebut telah dikirim ke sekolah penerima dengan alasan di dinas tidak ada tempat.
"Sekarang lagi diperiksa inspektorat, belum ada pembayaran, barang memang sudah dikirim ke sekolah karena di dinas tidak ada tempat, sekarang menunggu hasil pemeriksaan, kontrak sudah dibuat bulan Februari," pungkasnya.
(cr21/tri bun-medan.com)