Tatkala Pandemi Corona Menghebohkan Dunia, China Malah Nekat Menggelar Festival Makan Daging Anjing
Melihat ekspresi memelas anjing-anjing siap bantai untuk Festival Makan Daging Anjing, kritik dan kecaman makin kencang bak badai.
Jika ditelusuri, di China, daging anjing sebagai bahan konsumsi sudah berlangsung setidaknya semenjak 400 tahun yang lalu.
Sebuah survei yang dilakukan tahun 2017, tidak semua orang di Yulin mengonsumsi daging anjing setiap hari.
Padahal di sana banyak pedagang yang mempromosikan daging anjing secara terbuka.
Sedangkan sebuah survei nasional yang dilakukan pada tahun 2016 mengungkapkan, ada 64 persen warga Tiongkok menginginkan festival daging anjing ini ditutup.
Ada 69,5 persen tidak pernah makan daging anjing.
Seorang aktivis bernama Zhang Qianqian memperkirakan, festival ini tidak akan diselenggarakan lagi di masa depan.
Bisa jadi, ini menjadi tahun terakhir diadakannya festival Yulin.
"Dari apa yang kami pahami dari percakapan kami dengan penjual daging, para pemimpin mengatakan bahwa konsumsi daging anjing tidak akan diizinkan di masa depan," ungkap Zhang.
Namun ia juga tidak bisa memastikan larangan mengonsumsi daging anjing ini akan berjalan lancar.
"Tetapi melarang konsumsi daging anjing akan sulit dan akan memakan waktu," tambahnya.
Pada saat revolusi kebudayaan China, orang-orang memang dilarang untuk memelihara anjing.
Namun, kini China mencatat setidaknya ada 62 juta anjing yang dijadikan sebagai hewan peliharaan.
Meski demikian, perjuangan para aktivis hewan di Negeri Tirai Bambu maupun dunia yang mengecam praktik makan daging anjing akan masih berjalan panjang.
Terlebih perjuangannya ini melawan budaya makan daging anjing dan daging kucing di negara tersebut yang telah berlangsung ratusan tahun.

Asal-usul Virus Corona Terbongkar, Bukan Pasar Wuhan Tapi dari Sosok Datang ke Lokasi Ini