Prakiraan Cuaca di Sumut

Salah Kaprah, Pola Musim Hujan dan Kemarau di Sumut Bukan Per 6 Bulan, Beda dengan Jawa

Daerah Sumatera Utara mengalami pola hujan yang dominan ekuatorial dikarenakan wilayahnya dekat dan dilalui garis ekuator (khatulistiwa).

TRIBUN MEDAN/M DANIEL
AWAN mendung tampak menyelimuti langit Kota Medan beberapa waktu lalu. 

TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan mengatakan pola perubahan musim hujan dan kemarau di wilayah Sumatera Utara bukanlah per enam bulan.

Karena itu, sebagian masyarakat awam dinilai masih ada yang salah kaprah terkait perhitungan pola perubahan musim di wilayah Sumatra Utara.

"Tidak per 6 bulan. Itu pola yang monsunal dan biasanya di wilayah-wilayah sekitar pulau Jawa. Mungkin masyarakat sebagian juga belum begitu paham. Karena memang perlu juga sosialisasi," ujarnya, Jumat (26/6/2020).

Edison menjelaskan, wilayah sekitar pulau Jawa mengalami pola hujan monsunal dengan pergantian musim bisa per 6 bulan dikarenakan dalam satu tahun hanya sekali dilewati matahari dalam jalur gerak semu-nya. Selanjutnya matahari akan bergerak lagi ke Utara.

BREAKING NEWS: Prakiraan BMKG Cuaca di Kota Medan, Suhu Udara Panas Capai 35°C hingga Curah Hujan

Sedangkan daerah Sumatera Utara mengalami pola hujan yang dominan ekuatorial dikarenakan wilayahnya dekat dan dilalui garis ekuator (khatulistiwa).

"Jadi wilayah Sumut dekat dengan ekuator. Kenapa demikian karena selama satu tahun matahari melintasi wilayah ekuator sebanyak 2 kali (gerak semu matahari). Kalau wilayah pulau Jawa dalam setahun hanya sekali dilintasi matahari," terangnya.

Lebih lanjut Edi menjelaskan, dengan mengalami pola hujan ekuatorial, wilayah Sumut yang dekat dengan garis khatulistiwa akan memiliki 2 puncak musim hujan. Puncak musim hujan tersebut akan terjadi di bulan Maret dan juga bulan Oktober.

"Untuk di Kota Medan sendiri polanya itu biasanya musim hujan masuk pada sekitar bulan April dan Mei. Bulan Juni merupakan pola transisi, ini yang memang sering harus kita waspadai, karena Juli-Agustus-September sudah masuk kemarau, bulan Oktober masuk lagi musim hujan. Jadi ada dua puncak hujan," pungkasnya.(can/tri bun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved