TANGIS Dokter Sugih Wibowo Rawat 190 Pasien Seorang Diri, Berlinang Air Matanya Rindu Keluarga

Selain itu, yang paling menjadi bebannya adalah dokter Sugih Wibowo terpaksa merawat 190 pasien itu seorang diri.

China Media Group
Foto seorang dokter di Wuchang yang berbaring dengan pakaian pelindung yang lengkap di kamar penuh dengan kasur kosong beredar di media sosial. (China Media Group) 

Ia bercerita, lebih dari itu, kestabilan psikologis pasien harus tetap dijaga.

Selama bertugas merawat 190 pasien positif, Sugih mengaku harus menyelesaikan tekanan pasien.

Ada pasien yang stres ketika karantina. Kemudian ada yang hendak bunuh diri.

Sugih juga mengatakan, ada pula pasiennya yang mengalami keguguran ketika diisolasi.

"Semua itu harus dan mau tidak mau saya langsung tangani," tutur dia.

Belum Menerima Insentif

Ilustrasi <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/dokter' title='dokter'>dokter</a>

Sugih mengatakan, hingga saat ini dirinya belum mendapatkan insentif meski telah mencurahkan segenap tenaga merawat ratusan pasien Covid-19.

Padahal, di satu sisi, istrinya menanyakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan keperluan sang anak.

"Semua rasa kecewa bercampur di situ. Saya harap ke depannya pemerintah tidak lagi memperpanjang masa tugas sebagai penanggung jawab," ucap Sugih.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Makassar, Himawan | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

 Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul "Kalau Terlalu Rindu Anak dan Istri, Saya Pasti Menangis..."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved