Update Covid19 Sumut 17 Juli 2020

Seorang Wanita Mengeluh Sakit Dada Ternyata Positif Covid-19,Kini 31 Orang Terpapar Corona di Asahan

Riwayat pasien inisial JL ini, awalnya mengeluh sakit di dada dan batuk pada awal bulan Juli.

Editor: Salomo Tarigan
kompas.com
Ilustrasi 

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik menyatakan 14 orang karyawan baik tenaga medis maupun non medis terinfeksi Corona Virus Dusease-2019 (Covid-19).

Kasubag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak mengatakan, dari 14 orang ini merupakan dari tenaga dokter, perawat, serta tenaga administrasi rumah sakit.

"Totalnya ada 14 orang. 6 diantaranya di rawat di ruang isolasi, dan selebihnya isolasi Mandiri di bawah pengawasan rumah sakit," ucap Rosa, Kamis (16/7/2020).

Rosa menjelaskan, untuk enam orang yang dirawat di ruang isolasi, terdiri dari satu orang dokter, satu orang perawat, dan empat orang tenaga administrasi.

Sedangkan delapan orang lainnya melakukan isolasi mandiri di bawah pengawasan rumah sakit.

"Tidak semua pasien positif harus dirawat. Bagi yang tidak memiliki gejala atau keluhan bisa menjalankan isolasi mandiri," ucap Rosa.

"Mereka semua terpapar bukan karena sedang melayani pasien, tetapi karena aktivitas sehari-hari di luar," sambungnya.

Lanjut Rosa, sebelumnya sebanyak tujuh orang perawat sempat menjalani perawatan isolasi di RSUP Haji Adam Malik, saat ini semuanya sudah dinyatakan sembuh.

Ketujuhnya terpapar virus corona, karena melakukan kontak erat dengan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang ada di rumah sakit.

Kasubag Humas RSUP H Adam Malik ini juga menjelaskan, dalam mengantisipasi penularan lebih lanjut, pihaknya menilai, harus tetap berpedoman sesuai imbauan pemerintah, yakni dengan protokol kesehatan.

"Saat ini sudah banyak masyarakat yang semakin lengah dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19. Pesan kami, walaupun sudah masuk era adaptasi kebiasaan baru, ya tetap harus secara disiplin menjalan protokol kesehatan.

Dalam adaptasi ini kita memang harus produktif, tapi tidak bisa meninggalkan protokol kesehatan," ucap Rosa.

SATU Keluarga Dinyatakan Positif

Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Karo, hingga saat ini jumlahnya terus mengalami penambahan. Menurut data dari tim Satuan Gugus Tugas (Satgus) percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Karo, terhitung sejak Rabu (15/7/2020) kemarin, jumlah kasus yang semula sebanyak 28 orang, bertambah menjadi 33 orang.

Saat dikonfirmasi ke pihak Satgus percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Karo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Drg Irna Safrina Meliala M.kes, membenarkan penambahan kasus ini.

Dirinya mengatakan, kelima kasus baru ini datang dari satu keluarga yang merupakan warga Kecamatan Berastagi.

"Iya jadi kemarin itu, kita mendapatkan data tambahan dari provinsi jika kasus positif di kita bertambah lagi lima orang. Sehingga, keseluruhan kasus positif di Kabupaten Karo sebanyak 33 kasus.

Mereka ini yang bertambah, merupakan satu keluarga dan tinggal di satu rumah," ujar Irna, saat ditemui di Kantor Satgus Covid-19 Karo, Jalan Selamat Ketaren, Kabanjahe, Kamis (16/7/2020).

Saat ditanya mengenai riwayat perjalanan maupun penyakit dari kelima kasus ini, Irna mengungkapkan jika kelimanya diduga tertular dari seorang kerabat yang juga masih satu keluarganya.

Dirinya mengatakan, awalnya dari keluarga yang berjumlah enam orang itu, satu di antaranya sakit dan menjalani perawatan di Kota Medan.

Kemudian, saat dilakukan swab tes dua kali kasus pertama di keluarga tersebut dinyatakan positif Covid-19.

Selanjutnya, keluarga yang mengetahui hal tersebut langsung melakukan tes swab mandiri ke salah satu rumah sakit swasta di Kota Medan, dan didapatkan hasil yang serupa.

"Jadi awalnya ibunya dulu memang sakit, Setalah setelah dites positif. Kemudian, mereka secara mandiri melakukan tes di Medan dan positif juga. Saat ini mereka semua masih di Medan, untuk ibunya masih dirawat, kalau yang lain itu menjalani isolasi mandiri di rumah kerabatnya di Medan karena berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG)," ungkapnya

Ketika ditanya perihal tindak lanjut yang akan dilakukan, Irna mengaku kemarin pihaknya juga mendapat informasi jika kelima kasus tersebut berniat untuk kembali ke Karo dengan alasan agar mendapatkan penanganan di daerahnya.

Mendapatkan kabar tersebut, Irna mengatakan pihaknya memperbolehkan mereka untuk kembali dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

"Kita sudah bilang, boleh balik ke sini. Tapi harus bawa mobil sendiri, dan lapor juga kepada pejabat di desanya, dan juga lapor ke pihak kesehatan yang ada di Berastagi," katanya.

Jika nantinya mereka memang bisa kembali ke Karo, Irna mengatakan nantinya kelima orang tersebut tetap harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

Namun begitu, nantinya pihaknya juga tetap akan melakukan kontrol dan memberikan vitamin yang akan dikonsumsi untuk meningkatkan imunitas tubuhnya.

"Kalau yang tanpa gejala itu, penanganannya tetap kita kontrol melalui komunikasi jarak jauh, tetap kita berikan vitamin. Karena mereka tinggal menjaga dan meningkatkan imunitas tubuhnya untuk melawan virus itu," ucapnya.

Lebih lanjut, wanita berbaju biru ini menjelaskan nantinya pemberian vitamin akan dilakukan selama 10 hari.

Dan selama waktu tersebut, mereka juga akan melakukan kontrol untuk mengetahui perkembangan kondisi dari seluruh kasus itu.

Nantinya, jika ada salah satu atau beberapa orang yang mengalami gangguan kesehatan, maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Tes Swab Covid-19 Gratis di RS USU Berlangsung Hari Ini

Hari ini, Jumat (17/7/2020), masih berlangsung tes swab gratis secara massal di Rumah Sakit Universitas Sumatra Utara (USU).     

Tes swab ini sebenarnya sudah berlangsung sejak Senin (13/7/2020).    

Sebelumnya, Rektor USU Runtung Sitepu dinyatakan positif covid-19 pada Sabtu (11/7/2020) lalu. 

Tes swab gratis hari ini, berlangsung di pelataran Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit USU Medan. 

Pantauan T r i b u n-Medan.com warga tampak telah membentuk barisan antrean sejak pukul 09.00 pagi.

Mereka menunggu proses sterilisasi ruangan hingga persiapan yang dilakukan petugas.

Pelaksanaan tes swab dibatasi dari pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Seorang warga yang mengantre, RN mengatakan bahwa dirinya ingin melakukan tes swab untuk mengetahui kondisi kesehatan nya karena sempat melakukan kontak dengan Rektor USU.

"Untuk mengetahui kondisi saja. Karena kebetulan sempat kontak dengan Pak Rektor satu minggu sebelum dia dikabarkan positif," ujarnya, Jumat (17/7/2020).

Humas Rumah Sakit USU, M Zeini Zein mengatakan bahwa pelaksanaan swab test dilakukan secara massal untuk warga. Namun mengutamakan yang pernah kontak erat dengan Rektor.

"Kita laksanakan tes swab massal ini terbuka untuk warga. Namun diutamakan bagi yang memiliki kontak erat dengan Rektor terlebih dahulu," ujar Zein.

Zein menuturkan tes diprioritaskan untuk pegawai USU dan juga para wartawan yang pernah kontak erat dengan Rektor. Ia juga mengatakan sejak Senin hingga hari ini, yang melakukan swab terus berdatangan. Jumlahnya mencapai hampir 300 orang.

"Untuk pemeriksaan kita hanya melakukan sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB," katanya.

Untuk hari ini, Zein menerangkan bahwa beberapa warga yang melakukan tes swab  telah menerima panggilan dari RS USU.

"Beberapa ini kita panggil karena pernah kontak erat dengan Rektor ataupun WR I," katanya.

Tak hanya melakukan tes swab, RS USU juga melayani warga yang melakukan rapid test.

Pelaksanaan rapid test ini juga dilakukan secara gratis.

Namun, pelaksanaan kedua tes ini tetap tidak mengeluarkan surat keterangan bebas covid-19.

Bagi warga yang ingin melakukan rapid tes dan swab tes, cukup membawa KTP ke pelataran IGD RS USU dan menunjukkannya ke petugas.

Sebaran Virus Corona Terbaru di Sumut, 14 Karyawan RSUP Adam Malik Terpapar Covid-19

Data pasien positif terpapar Coronavirus Disease atau Covid-19 di Sumut terus mengalami kenaikan.

Bertambah 97 kasus baru hingga Kamis (16/7/2020) pukul 16.00 WIB.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pemprov Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan menerangkan bahwa total pasien terpapar virus Corona berjumlah 2693 orang di Sumut.

"Update data COVID-19 di Provinsi Sumatera Utara hingga 16 Juli 2020, pasien Positif Metode PCR bertambah 97 kasus baru dengan total berjumlah 2693 Orang," ungkapnya saat konferensi pers.

Pasien positif aktif Covid-19 yang saat ini dirawat di rumah sakit yang ada di Sumut berjumlah 1.923 pasien.

Peningkatan juga terjadi pada pasien sembuh dari virus corona yaitu bertambah sebanyak 29 orang.

"Pasien meninggal dunia akibat positif virus corona bertambah 5 orang menjadi 136 orang. Sementara pasien sembuh total menjadi 634 orang," tutur Whiko.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumatera Utara, Mayor Kes dr Whiko Irwan
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumatera Utara, Mayor Kes dr Whiko Irwan (HO/tri bun medan)

Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mengalami pertambahan sebanyak 7 orang dalam sehari.

"Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 313 Orang dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 2412 orang," ungkap Whiko

Whiko menyebutkan penyebab dari melonjaknya angka ini disebabkan masifnya pemeriksaan yang dilakukan pihaknya.

"Kita dapatkan beberapa kali melonjaknya angka kasus positif Covid19 di Sumatera Utara yang ada saat ini. Hal ini salah satunya karena masifnya pemeriksaan swab PCR dan rapid test yang dilakukan Gugus Tugas di Sumatera Utara. Yang dilakukan baik di rumah maupun di lokasi lainnya," tuturnya.

14 orang Karyawan RSUP Adam Malik Positif

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik menyatakan 14 orang karyawan baik tenaga medis maupun non medis terinfeksi Corona Virus Dusease-2019 (Covid-19).

Kasubag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak mengatakan, dari 14 orang ini merupakan dari tenaga dokter, perawat, serta tenaga administrasi rumah sakit.

"Totalnya ada 14 orang. 6 diantaranya di rawat di ruang isolasi, dan selebihnya isolasi Mandiri di bawah pengawasan rumah sakit," ucap Rosa, Kamis (16/7/2020).

Rosa menjelaskan, untuk enam orang yang dirawat di ruang isolasi, terdiri dari satu orang dokter, satu orang perawat, dan empat orang tenaga administrasi.

Sedangkan delapan orang lainnya melakukan isolasi mandiri di bawah pengawasan rumah sakit.

"Tidak semua pasien positif harus dirawat. Bagi yang tidak memiliki gejala atau keluhan bisa menjalankan isolasi mandiri," ucap Rosa.

"Mereka semua terpapar bukan karena sedang melayani pasien, tetapi karena aktivitas sehari-hari di luar," sambungnya.

Lanjut Rosa, sebelumnya sebanyak tujuh orang perawat sempat menjalani perawatan isolasi di RSUP Haji Adam Malik, saat ini semuanya sudah dinyatakan sembuh.

Ketujuhnya terpapar virus corona, karena melakukan kontak erat dengan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang ada di rumah sakit.

Kasubag Humas RSUP H Adam Malik ini juga menjelaskan, dalam mengantisipasi penularan lebih lanjut, pihaknya menilai, harus tetap berpedoman sesuai imbauan pemerintah, yakni dengan protokol kesehatan.

"Saat ini sudah banyak masyarakat yang semakin lengah dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19. Pesan kami, walaupun sudah masuk era adaptasi kebiasaan baru, ya tetap harus secara disiplin menjalan protokol kesehatan.

Dalam adaptasi ini kita memang harus produktif, tapi tidak bisa meninggalkan protokol kesehatan," ucap Rosa.

SATU Keluarga Dinyatakan Positif

Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Karo, hingga saat ini jumlahnya terus mengalami penambahan. Menurut data dari tim Satuan Gugus Tugas (Satgus) percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Karo, terhitung sejak Rabu (15/7/2020) kemarin, jumlah kasus yang semula sebanyak 28 orang, bertambah menjadi 33 orang.

Saat dikonfirmasi ke pihak Satgus percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Karo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Drg Irna Safrina Meliala M.kes, membenarkan penambahan kasus ini.

Dirinya mengatakan, kelima kasus baru ini datang dari satu keluarga yang merupakan warga Kecamatan Berastagi.

"Iya jadi kemarin itu, kita mendapatkan data tambahan dari provinsi jika kasus positif di kita bertambah lagi lima orang. Sehingga, keseluruhan kasus positif di Kabupaten Karo sebanyak 33 kasus.

Mereka ini yang bertambah, merupakan satu keluarga dan tinggal di satu rumah," ujar Irna, saat ditemui di Kantor Satgus Covid-19 Karo, Jalan Selamat Ketaren, Kabanjahe, Kamis (16/7/2020).

Saat ditanya mengenai riwayat perjalanan maupun penyakit dari kelima kasus ini, Irna mengungkapkan jika kelimanya diduga tertular dari seorang kerabat yang juga masih satu keluarganya.

Dirinya mengatakan, awalnya dari keluarga yang berjumlah enam orang itu, satu di antaranya sakit dan menjalani perawatan di Kota Medan.

Kemudian, saat dilakukan swab tes dua kali kasus pertama di keluarga tersebut dinyatakan positif Covid-19.

Selanjutnya, keluarga yang mengetahui hal tersebut langsung melakukan tes swab mandiri ke salah satu rumah sakit swasta di Kota Medan, dan didapatkan hasil yang serupa.

"Jadi awalnya ibunya dulu memang sakit, Setalah setelah dites positif. Kemudian, mereka secara mandiri melakukan tes di Medan dan positif juga. Saat ini mereka semua masih di Medan, untuk ibunya masih dirawat, kalau yang lain itu menjalani isolasi mandiri di rumah kerabatnya di Medan karena berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG)," ungkapnya

Ketika ditanya perihal tindak lanjut yang akan dilakukan, Irna mengaku kemarin pihaknya juga mendapat informasi jika kelima kasus tersebut berniat untuk kembali ke Karo dengan alasan agar mendapatkan penanganan di daerahnya.

Mendapatkan kabar tersebut, Irna mengatakan pihaknya memperbolehkan mereka untuk kembali dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

"Kita sudah bilang, boleh balik ke sini. Tapi harus bawa mobil sendiri, dan lapor juga kepada pejabat di desanya, dan juga lapor ke pihak kesehatan yang ada di Berastagi," katanya.

Jika nantinya mereka memang bisa kembali ke Karo, Irna mengatakan nantinya kelima orang tersebut tetap harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

Namun begitu, nantinya pihaknya juga tetap akan melakukan kontrol dan memberikan vitamin yang akan dikonsumsi untuk meningkatkan imunitas tubuhnya.

"Kalau yang tanpa gejala itu, penanganannya tetap kita kontrol melalui komunikasi jarak jauh, tetap kita berikan vitamin. Karena mereka tinggal menjaga dan meningkatkan imunitas tubuhnya untuk melawan virus itu," ucapnya.

Lebih lanjut, wanita berbaju biru ini menjelaskan nantinya pemberian vitamin akan dilakukan selama 10 hari.

Dan selama waktu tersebut, mereka juga akan melakukan kontrol untuk mengetahui perkembangan kondisi dari seluruh kasus itu.

Nantinya, jika ada salah satu atau beberapa orang yang mengalami gangguan kesehatan, maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

(ind/Rechtin/can/vic/t r i b u n-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved