TERBONGKAR Modus Arisan Online Wanita Muda 'Gandakan Uang', Korban Ingin Kaya Setor Rp 147 Juta
Wanita Muda pamer'Gandakan Uang' di Medsos, banyak korban tertipu. Ternyata uang dipakai untuk kebutuhannya
T R I B U N-MEDAN.com - Modus Arisan Online Wanita Muda akhirnya terbongkar.
Awalnya ia mengaku bisa gandakan uang, entah kenapa korban terpedaya.
Ternyata gadis berinisial SDP (18) tersebut memkai untuk kebutuhannya sendiri.
SDP akhirnya ditangkap Satreskrim Polres Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Kapolres Kotabaru AKBP Andi Adnan Syafruddin mengatakan, SDP menggunakan modus arisan online untuk menggunakan sebagian uang yang disetorkan para korbannya.
• TEMBUS 2.693 Orang Positif Covid-19 di Sumut, di Antaranya 1.923 Orang Dirawat di Rumah Sakit
"Pelaku ingin menggunakan uang yang disetor korban untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari," ujar AKBP Andi Adnan Syafruddin saat dikonfirmasi, Kamis (16/7/2020).
Agar bisa menarik korban untuk ikut arisan online yang dijalankannya, pelaku membuat status di media sosialnya bahwa bisa ia menggandakan uang.
Andi mencontohkan, jika korban menyetor Rp 4 juta, maka korban bisa menerima sebesar Rp. 9 juta hanya dalam waktu dua Minggu.
"Jadi awalnya tersangka memasang status di medsosnya yang berbunyi 4 juta jadi 9 juta, tidak lama kemudian ada korban yang membalas status yang yang intinya korban mau beli arisan tersebut," ungkapnya.
Untuk korban, kata Andi, berjumlah empat orang dengan kerugian materi yang berbeda-beda.
Bahkan, ada seorang korban yang berani menyetorkan hingga Rp 147.000.000.
• Jalan Sisingamangaraja Ditutup Sementara, Aksi Demo Buruh di Fly Over Amplas Medan Bikin Macet
"Total kerugian seluruh korban berjumlah Rp 259.970.00 dan ternyata arisan online yang dijalankannya itu fiktif," jelasnya.
Kasus ini terungkap setelah salah satu korban mulai curiga karena uang yang disetorkan ke pelaku tak kunjung dicairkan sesuai kesepakatan.
• Penambahan Kasus COVID-19 Terbaru Tersebar di 10 Kabupaten/Kota di Sumut, Berikut Sebarannya
Korban pun menghubungi pelaku untuk meminta kejelasan, namun alasan pelaku sering berbelit-belit sehingga korban merasa ditipu dan akhirnya melapor ke polisi.
Benar saja, saat ditangkap, terungkaplah korban-korban lain dari pelaku.