Harga Komoditas Mulai Bergerak di Masa New Normal, Dinas Pertanian Ajak Petani Menanam Lagi
Saat ini memang ada pergerakan harga cabai merah. Hal ini seiring dengan sektor usaha akomodasi, makan dan minum yang kini kembali beroperasi.
Penulis: Septrina Ayu Simanjorang | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRI BUN-MEDAN. com, MEDAN- Harga komoditas hortikultura mulai mengalami pergerakan beberapa waktu belakangan. Misalnya harga cabai merah yang mulai berangsur naik.
Seorang pedagang di Pasar Petisah, Pasaribu mengatakan setelah sebelumnya cabai merah hanya berada di kisaran Rp 20 ribu hingga Rp 24 ribu per kilogram, kini cabai merah mulai dijual dengan harga Rp 26 ribu per kilogram. Bahkan pekan lalu cabai merah dijual Rp 28 ribu per kilogram.
"Sudah seminggu lalu kami jual Rp 28 ribu terus cabai merah. Hari ini mulai turun, kami jual Rp 26 ribu per kilogram. Bawang merah juga mengalami penurunan harga Rp 26 ribu hingga Rp 30 ribu. Meski dijual Rp 30 ribu, harga ini sudah lebih murah dibandingkan beberapa waktu sebelumnya dimana bawang merah mencapai Rp 55 ribu," kata Pasaribu, Senin (20/7/2020).
• Pupuk Bersubsidi Langka di Deliserdang, Begini Penjelasan Dinas Pertanian
Ia mengatakan untuk tomat masih bertahan mahal Rp 12 ribu per kilogram. Hal ini kemungkinan dipengaruhi cuaca dimana beberapa waktu lalu sempat turun hujan di daerah pegunungan.
"Cabai merah lah ini yang naik, biasanya Rp 20 ribu sampai Rp 24 ribu. Tapi sekarang sudah berangsur naik. Ini karena tempat makan juga sudah mulai buka jadi permintaan juga tinggi. Sementara cabai hijau dijual Rp 24 ribu dan bawang putih Rp 20 ribu perkilogram," katanya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Dahler Lubis didampingi Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Baharuddin mengatakan saat ini memang ada pergerakan harga cabai merah. Hal ini seiring dengan sektor usaha akomodasi, makan dan minum yang kini kembali beroperasi.
"Produksi cabai di Sumatera Utara sebenarnya cukup tapi saat awal Covid-19 ini kan banyak tempat makan dan hotel yang tutup, sekarang sudah mulai buka. Selain itu, pesta juga sudah mulai digelar walaupun di rumah, makanya permintaan juga mulai banyak," kata Baharuddin saat ditemui di Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, Senin (20/7/2020).
Untuk itu pihaknya dari dinas terus melakukan penyuluhan. Tujuannya agar petani yang selama pandemi ini menanam namun berhenti melakukan pemeliharaan tanaman kembali melakukan penanaman saat ini.
"Beberapa waktu lalu cabai hanya laku Rp 7000 jadi petani sudah merugi di pemeliharaannya makanya enggak dipelihara petani lagi. Memang saat ini kami mengantisipasi agar dari dinas di tingkat kabupaten/kota melakukan sosialisasi agar petani kembali melakukan penanaman," katanya.
• Ketersediaan Pasokan Cabai Rawit di Pasar Terbatas, Penyebab Harga Selalu Berubah
Selain itu pihaknya juga mengantisipasi kondisi cuaca dan naiknya permintaan pada Idul Adha mendatang. Ia mengatakan, biasanya Idul Adha juga akan berpengaruh untuk harga komoditas meski diperkirakan pengaruhnya tidak seperti perayaan Idul Fitri.
Baharuddin menuturkan selama pandemi dari dinas tetap membantu petani. Pihaknya merencanakan ada delapan kabupaten/kota di Sumut yang telah melakukan usulan akan mendapatkan bantuan bibit bawang merah dengan total 81 hektar.
Ia mengatakan hingga saat ini produktivitas bawang merah di Sumut masih kurang untuk memenuhi kebutuhan bawang merah masyarakat. Produksi bawang merah masih mencukupi 41 persen dari kebutuhan bawang merah di Sumut. Sisanya harus diambil dari daerah lain seperti Jawa dan Sumatera Barat.
"Kita kendalanya karena belum siap di pembenihan. Karena benih bawang merah ini cukup mahal. Dari dinas kita sudah buat upaya pembenihan. Rencananya kita galakkan saat ini untuk 9 ton. Tapi ini juga masih kecil cakupannya, karena 9 ton itu hanya untuk 9 hektar saja," katanya.
Ia mengatakan luas tanam bawang merah di Sumut pada Januari hingga Mei 2020 mencapai 1146 hektar. Sedangkan luas panen sampai Mei 2020 mencapai 1013 hektare. Produktivitas rata rata 8,3 ton per hektar jadi sementara produksi 8.453 ton hingga Mei 2020.
• Harga Komoditas Mulai Bergeak, Petani Diajak Menanam Lagi
Daerah penyumbang bawang merah yang tertinggi saat ini di Karo, Samosir, Simalungun, Dairi. Sedangkan Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapnuli Selatan, Madina, dan Batubara masuk dalam kategori sedang. Sedangkan Deliserdang dan Kota Medan sebagai penyumbang terkecil.