Dosen USU Meninggal Kampus Lockdown

DOSEN Fakultas Teknik USU Meninggal Akibat Covid-19, Rektor Runtung Sitepu Tutup Kampus (Lockdown)

Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Runtung Sitepu menutup sementara waktu aktivitas di kampus alias lockdown.

Tribun Medan
Petugas mengambil sampel darah Rektor USU Runtung Sitepu (kanan) saat tes diagnostik cepat COVID-19 (Rapid Test) secara 'drive thru' di halaman Rumah Sakit USU, Medan, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

"Kalau sejak hari Sabtu 25 Juli dan Minggu 26 Juli kan memang tidak ada aktivitas di kampus makanya kita mulai hari Senin 27 Juli," pungkasnya.

Sudah 7 Dokter Meninggal Akibat Covid-19 di Sumut

Akibat terpapar Covid-19, sudah ada tujuh orang dokter umum dan spesialis di Sumatera Utara yang meninggal dunia.

Jumlah ini mungki terus akan bertambah mengingat masih ada dokter yang menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit karena tertular virus corona.

"Sudah tujuh dokter yang meninggal dunia, dua di antaranya merupakan dokter umum. Selebihnya, dokter spesialis seperti anastesi, paru, penyakit dalam, dan bedah," ucap Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut, dr Rudi Rahmadsyah Sambas, Jumat (24/7/2020).

"Mereka sebagian besar bertugas melayani pasien Covid-19 atau di rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut. Selain itu, diduga ada juga yang terpapar saat praktik. Mayoritas dokter yang meninggal ini di Medan, kemudian di Asahan dan daerah lainnya," sambungnya.

Lanjut Rudi menjelaskan, hingga saat ini masih ada dokter umum maupun spesialis yang dirawat di rumah sakit karena terdampak Covid-19.

"Hal ini perlu menjadi perhatian khususnya pemerintah untuk keselamatan garda depan dalam penanganan pasien virus corona. Kami mendesak kepada pemerintah agar jam kerja dokter yang bertugas melayani pasien Covid-19 jangan diporsir," ujar Rudi.  

Menurutnya, sistem kerja dokter yang melayani pasien Covid-19 dibuat shift atau bergantian.

Misalnya, dokter A pada Senin dan Selasa masuk.

Lalu pada Rabu dan Kamis digantikan dengan dokter B sehingga dokter A bisa istirahat. Sedangkan pada Jumat dan Sabtu dokter B istirahat yang digantikan dengan dokter C.

Apabila seorang dokter kurang waktu istirahatnya atau kecapean maka sangat rentan terpapar Covid-19.

Hal ini terjadi, lantaran imunitas tubuhnya lemah.

"Jangan sampai niat menolong pasien, malah ditolong. Kalau banyak dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19, lantas bagaimana dengan pasien Covid-19? Siapa yang akan menanganinya," ujar dr Rudi Rahmadsyah Sambas.

Warga Positif Covid-19 di Kota Medan sudah memasuki angka hingga dua ribu orang lebih.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved