TRIBUN-MEDAN-WIKI: Menelisik Suku Simalungun yang Ada di Sumut

Terkait sejarah asal muasal dan leluhur beberapa suku yang ada di Indonesia, masih menimbulkan perdebatan di antara akedemisi dan peneliti sejarah.

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN / HO
Rumah adat Simalungun 

Laporan Reporter Tribun Medan/Aqmarul Akhyar

TRIBUN-MEDAN-WIKI.com - Indonesia memang negeri yang kaya dengan adat dan sukunya. Bahkan, cerita sejarah peradaban sukunya pun tumbuh sangat subur.

Terkait sejarah asal muasal dan leluhur beberapa suku yang ada di Indonesia, masih menimbulkan perdebatan di antara akedemisi dan peneliti sejarah. Hal ini tentunya sangat wajar, karena masing-masing pihak masih mencari asal leluhur dari suku-suku yang ada di Indonesia.

Hal ini juga terjadi pada satu di antaranya suku yang terletak di kawasan Provinsi Sumatra Utara, yakni suku Simalungun.

Sampai saat ini masih diperdebatkan terkait asal muasal leluhurnya. Sebagain sumber menyatakan bahwa leluhur suku tersebut berasal dari daerah India Selatan.

Namun, orang Batak menyebut suku ini sebagai suku "Si Balungu" dari legenda hantu yang menimbulkan wabah penyakit di daerah tersebut.

Sedangkan, orang Karo menyebutnya Timur karena bertempat di sebelah timur dari Karo.

Memang, tempat kawasan suku ini bermukim tak jauh dari kawasan pemukiman suku Karo dan Batak Toba.

Dilansir dari jurnal yang bertajuk, Sistem Kekerabatan dan Sapaan Bahasa Simalungun Pemanfaatan Budaya sebagai Materi Ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing dengan Pendekatan Komunikatif, oleh Andiopenta Purba, disebutkan bahwa sistem kekerabatan suku Simalungun berdasarkan sistem marga.

Masyarakat Simalungun pada dasarnya hanya memiliki empat marga utama. Keempat marga itu populer dengan istilah “SISADAPUR”, yakni Sinaga, Saragih, Damanik, dan Purba.

Namun, sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Simalungun, marga-marga lain juga sudah banyak masuk menjadi masyarakat Simalungun.

Konon, empat marga tersebut merupakan hasil dari “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara empat raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan.

Sebagaimana juga pada suku batak lainnya, suku Simalungun juga memiliki marga sebagai penentu garis keturunan, yakni membawa garis keturunan ayah atau patrilinial, menyebabkan penetapan marga ditentukan dari marga ayah.

Masyarakat Simalungun dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari adat istiadat.

Upacara adat dalam kehidupan sosial masyarakat Simalungun dimulai dari upacara adat; tujuh bulanan, baptis, sidi, pernikahan, dan kematian.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved