News Video

VIRAL Aksi Tidak Senonoh Seorang Pria di Bandung, Lakukan Eksibisionisme depan Anak Kecil

Aksi tak senonoh dilakukan oleh seorang pria yang tak dikenal dengan menggunakan helm di depan SDN Gadis Ciparay Jalan Toha Ramdan 25.

Editor: M.Andimaz Kahfi

Dalam beberapa kasus tindakan eksibisionis ini juga diikuti dengan tindakan masturbasi saat melihat ekspresi dari korban yang merupakan kepuasan seksual bagi pelaku tersebut.

Karena banyaknya korban yang merasa dirugikan atau dilecehkan dan mengalami trauma atas tindakan eksibisionis.

Tindakan ini sering dikategorikan sebagai sebuah kejahatan seksual dan kemudian dikategorikan dalam sebagai pelanggaran hukum pidana.

Orang dengan gangguan eksibisionisme mengalami perasaan tertekan atau distress atas gangguannya tersebut.

Hal ini bukan sekedar berasal dari perasaan tertekan karena melakukan pelanggaran norma sosial-budaya.

Psikolog Klinis dan Hipnoterapis dari Smart Mind Center Consulting, Alexandra G Adeline, mengatakan, pengidap ekshibisionisme biasanya cenderung lebih senang divideokan.

Sebab, dengan direkam dengan video, pelaku ekshibisionisme merasa diperhatikan.

"Dia malah senang kalau divideo, bahkan kita responsnya takut. Karena dia emang suka kalau kita merespons," ujar Alexandra kepada Kompas.com, Senin (27/1/2020).

Alexandra menjelaskan, pengidap ekshibisionisme adalah sebuah gangguan seksual pada area psikologis yang mana seseorang akan merasa terangsang ketika menunjukkan alat kelamin atau organ seksualnya kepada orang lain yang bukan pasangannya.

Sehingga, pengidap ekshibisionisme ini akan merasa puas jika respons yang melihat alat kelaminnya itu bereaksi kaget, marah, takut, dan shock.

Alexandra mengatakan, ada beberapa faktor pemicu seseorang mengidap ekshibisionisme.

Misalnya, pengidap itu sudah dipaparkan dengan stimulasi seksual sejak kecil.

"Atau bisa karena pribadi orang tersebut sedari kecil sering terekspos, jadi mereka kurang mengetahui batasan diri dan menyukai perhatian publik itu. Mereka menjadi merasa ada kebutuhan akan perhatian tersebut," ucap dia.

Merasa kebutuhan akan perhatian itulah yang menyebabkan pengidap ekshibisionisme ini terus memperlihatkan kelaminnya untuk mendapatkan perhatian itu.

"Ketika mereka dewasa, mereka bisa salah mempersepsikan reaksi takut, marah, kaget orang-orang ketika melihat kelamin mereka sebagai bentuk dari perhatian itu sendiri," papar Alexa.

Alexa mengatakan, mengubah pengidap ekshibisionisme menjadi normal memerlukan kesadaran diri dari pengidapnya.

"Atau dari kita orang-orang terdekatnya yang membangkitkan atau memotivasi agar pengidap itu sadar untuk berubah," ucap dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : "Psikolog Ungkap Pelaku Ekshibisionisme Senang jika Divideokan Korbannya"

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved