Anak Lelakinya Dihajar sampai Tewas, Ibu Korban Malah Bersahabat dengan Si Pembunuh karena Hal Ini
Namun yang terjadi selanjutnya di kehidupan si pembunuh kelak sungguh benar-benar menginspirasi. Simak kisah selengkapnya di bawah ini.
Mengenai cerita di balik tragedi yang menyebabkan kematian James, Jacob menceritakan bahwa saat itu ia dan teman-temannya tengah minum-minum sebelum memukul putra Joan itu.
"Aku minum-minum dan aku ingat teman-temanku berdebat, mereka berdebat dengan siapa pun, dan samar-samar aku ingat beberapa gadis mencoba menarik mereka dari sekelompok pemuda. Saya mengambilnya untuk terlibat.
“Saya tidak tahu apa yang saya lakukan. Saya hanya terbiasa menikmati adrenalin dari semuanya. Harapannya halus namun kuat. Anda harus membuktikan diri melalui kekerasan.
"Aku ingat meninju James, sekali saja, di rahang dan melihatnya jatuh. Tidak ada motif, tidak ada provokasi. Dia jatuh ke tanah. Ada kesadaran instan.
Rupanya akibat insiden itu, nyawa James melayang.
“Dia tidak sadar dan saya tidak ingin itu terjadi. Saya lari. Saya takut.'
Namun, cedera James terbukti merupakan bencana besar. Otaknya bengkak, dia tidak menanggapi pengobatan.
Lebih banyak gumpalan darah terbentuk dan dia memakai mesin pendukung kehidupan.
Dia tidak bisa lagi bernapas tanpa bantuan dan sembilan hari kemudian Joan membuat keputusan yang memilukan untuk mematikan mesin.
Sempat kabur, akhirnya Jacob ditangkap setelah ia kembali dari liburan.
Setelah menjalani hukuman, Jacob meninggalkan penjara dengan sedikit harapan dan tidak ada tujuan.
Jacob mungkin saja melanjutkan jalannya yang merusak diri sendiri seandainya Joan tidak menemuinya.
"Saya menjadi berkomitmen untuk menghormati kehidupan James dengan mengubah. Itu membuat saya lebih bertekad.
"Saya ingin berubah untuk Joan dan David; untuk melakukan sesuatu dengan hidupku. Satu nyawa telah hilang; mereka tidak ingin yang lain juga terbuang sia-sia," ungkap Jacob.
(*)
Artikel Ini Sudah Tayang di Intisari dengan Judul Putranya Dibunuh Anggota Geng, Wanita Ini Justru Akhirnya Bersahabat dengan Si Pembunuh: 'Ketika Saya Memaafkan, Rasanya Seperti Dibebaskan'