Update Covid19 Sumut 5 Agustus 2020
BREAKING NEWS: RSU Kabanjahe Jadi Sorotan, Warga Swab Covid-19 Telantar? Dinkes Karo Angkat Bicara
kebetulan sedang banyak pasien di lokasi tempat swab itu. Ya rumah sakit juga enggak mau ambil resiko,
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Salomo Tarigan
lihat foto
Laporan Wartawan T ri bun-Medan.com/Muhammad Nasrul
T RI BUN-MEDAN.com, KABANJAHE -
Terkait adanya keluhan yang disampaikan oleh seorang warga terhadap pelayanan Rumah Sakit Umum (RSU) Kabanjahe, Dinas Kesehatan Kabupaten Karo juga turut angkat bicara.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Drg Irna Safrina Meliala M.kes, mengungkapkan permasalahan ini memang murni karena adanya kesalahpahaman.
Irna menjelaskan, sehari sebelum dijadwalkan untuk dilakukan swab tes ketiga memang pihaknya dari Puskesmas Kabanjahe memberi informasi kepada warga tersebut jika jadwal pengambilan sampel dilakukan pada pukul 10.00 WIB.
Namun, keesokan paginya pihak rumah sakit memberi informasi jika pengambilan sampel dilakukan pada pukul 12.00 WIB.
"Jadi informasi ini disampaikan ke kami, langsung kami menghubungi keluarga yang bersangkutan jika jadwal swab tes diubah," ujar Irna, saat ditemui di Kantor GTPP Covid-19 Karo, Jalan Selamat Ketaren, Kabanjahe, Selasa (4/8/2020).
Irna menjelaskan, saat keluarganya yang diketahui juga masih merupakan petugas kesehatan menghubungi yang bersangkutan, mereka mengaku jika sudah terlanjur berangkat.
Dan saat itu, mereka mengatakan jika mereka tidak masalah untuk menunggu di sana.
"Sebenarnya ini sudah disampaikan, dan biasanya juga pihak RSU menyediakan tempat untuk menunggu tapi kebetulan sedang banyak pasien di lokasi tempat swab itu. Ya rumah sakit juga enggak mau ambil resiko, makanya meminta mereka untuk menunggu di lokasi yang sedikit jauh dari pasien lainnya," ungkapnya.
Ketika ditanya perihal prosedur yang biasa diterapkan, Irna mengaku jika bisanya mereka juga menjemput warga yang akan mengikuti swab tes dengan protokol kesehatan.
Namun, dikarenakan saat ini diduga banyak warga yang takut akan sanksi sosial maka mereka memilih untuk berangkat menggunakan mobil pribadi.
"Biasanya juga kita jemput pakai ambulance, dan petugas kita juga memakai APD.
Tapi saat itu yang bersangkutan memilih untuk berangkat sendiri, dan kita saat itu juga pastikan mereka tidak menggunakan angkutan umum," katanya.
Namun begitu, Irna mengatakan jika permasalahan ini awalnya memang dikarenakan adanya komunikasi yang kurang lancar.
