UNGKAP Kebohongan China, Model Ganteng Berdarah Uighur Kirim Video Dirinya dari Kamp Penahanan

Saat jadi model, Ghappar diberitahu akan lebih baik jika dia mengecilkan identitasnya sebagai komunitas Uighur, dan menonjolkan setengah Eropa-nya

Editor: Tariden Turnip
BBC/WU ZI YANG AGENCY
UNGKAP Kebohongan China, Model Ganteng Berdarah Uighur Kirim Video Dirinya dari Kamp Penahanan. Model Merden Chappar pindah dari Xinjiang pada 2009 untuk mengejar karir di dunia model 

Pada bulan Agustus tahun itu, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman 16 bulan penjara karena menjual ganja, sebuah tuduhan yang menurut teman-temannya dibuat-buat.

Akan tetapi, setelah dibebaskan pada November 2019, kelegaan yang ia rasakan setelah menjalani masa tahanan tak berlangsung lama.

Sebulan kemudian, polisi mengetuk pintunya, mengatakan kepadanya bahwa dia perlu kembali ke Xinjiang untuk menyelesaikan prosedur pendaftaran rutin.

BBC telah melihat bukti yang menunjukkan bahwa dia tidak dicurigai melakukan pelanggaran lebih lanjut, dengan pihak berwenang hanya menyatakan bahwa "dia mungkin perlu menjalani pendidikan di komunitas lokalnya selama beberapa hari" - sebuah eufemisme untuk kamp.

Pada tanggal 15 Januari tahun ini, teman-teman dan keluarganya diizinkan untuk membawa pakaian hangat dan teleponnya ke bandara, sebelum ia melakukan penerbangan dari Foshan dan dikawal oleh dua petugas kembali ke kota asalnya, Kucha di Xinjiang.

Ada bukti bahwa warga Uighur lainnya dipaksa untuk kembali ke rumah, baik dari tempat lain di China atau dari luar negeri, dan keluarga Ghappar yakin bahwa ia telah menghilang ke kamp re-edukasi.

Namun sekitar sebulan kemudian mereka menerima kabar luar biasa.

Entah bagaimana, dia berhasil mendapatkan akses ke teleponnya dan menggunakannya untuk berkomunikasi dengan dunia luar.

Pesan teks Ghappar, disebut dikirim dari ruangan yang sama dengan video, melukiskan gambaran yang lebih mengerikan dari pengalamannya setelah tiba di Xinjiang.

Ditulis melalui aplikasi media sosial China WeChat, ia menjelaskan bahwa ia pertama kali ditahan di penjara polisi di Kucha.

"Saya melihat 50 hingga 60 orang ditahan di sebuah ruangan kecil tidak lebih dari 50 meter persegi, pria di sebelah kanan, perempuan di sebelah kiri," tulisnya.

"Semua orang mengenakan apa yang disebut 'pakaian empat potong', penutup kepala hitam, borgol, belenggu kaki dan rantai besi yang menghubungkan borgol ke belenggu."

Penggunaan borgol tangan dan kaki China ini dikritik di masa lalu oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia.

Ghappar diminta untuk memakai alat itu dan bergabung dengan sesama narapidana lain yang dikurung di dalam sel, ia menemukan tidak ada ruang untuk berbaring dan tidur.

"Saya mengangkat penutup kepala saya dan mengatakan kepada petugas polisi bahwa borgol itu sangat kencang sehingga pergelangan tangan saya sakit," tulisnya dalam salah satu pesan singkat.

Sumber: bbc
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved