Kisah Aqua Dwipayana, Anak Siantar yang Sukses Jadi Pakar Komunikasi dan Motivator
LAHIR di Pematangsiantar 50 tahun silam, Aqua Dwipayana kini dikenal sebagai seorang pakar komunikasi dan motivator.
Penulis: Septrina Ayu Simanjorang | Editor: Juang Naibaho
LAHIR di Pematangsiantar 50 tahun silam, Aqua Dwipayana kini dikenal sebagai seorang pakar komunikasi dan motivator.
Saat berkunjung ke Tribun Medan, Senin (18/7/2020), mantan wartawan ini menceritakan pengalamannya bisa sampai pada tahap saat ini.
"Saya lahir sampai SMA itu di Pematang Siantar. Pada usia 18 tahun, saya dinaikkan ke bis ALS dan dikasih uang Rp 250 ribu. Pesan orang tua, saya disuruh kuliah. Logikanya uang segitu enggak bisa kuliah," ujarnya.
Dengan uang Rp 250 ribu, ia berangkat ke Yogyakarta. Ia menangis sepanjang jalan dengan perasaan yang campur aduk. Dari pengalaman itu, Aqua sangat percaya logika Tuhan tidak bisa disamakan dengan logika manusia.
Lulusan S3 Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjajaran ini mengatakan bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin. Ia menceritakan, saat di Yogyakarta, ia ingin kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) atau Universitas Dipenegoro (UNDIP). Namun hal itu pupus karena ia tidak diterima pada jurusan Ilmu Komunikasi.
"Akhirnya saya cari kampus swasta dengan biaya kuliah yang paling murah. Saya akhirnya kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Syarat utamanya adalah rata-rata nilai SMA di atas tujuh dengan biaya bulanan Rp 15 ribu," katanya.
“Saya tertarik dan langsung pergi ke Malang untuk mendaftarkan diri. Saya diterima di UMM tanpa jalur tes karena memiliki nilai yang cukup bagus dan menjadi angkatan ke-3 Ilmu Komunikasi UMM yang sekelas hanya berisi 35 mahasiswa,” ujarnya.
Ketika kuliah, waktu luangnya digunakan untuk menulis berbagai artikel dan dikirim ke koran Jawa Pos serta Surabaya Post. Melalui aktivitas itu, ia mendapatkan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai mahasiswa.
Pada tahun 1994 tahun terakhir ia menjadi wartawan di Bisnis Indonesia. "Tahun 1993 saya menikah dan istri saya diterima di Bank Indonesia di Jakarta. Sebagai orang daerah saya membayangkan kalau jadi wartawan sanggup gak saya ini. Akhirnya saya berpikir untuk tetap bekerja di bagian komunikasi walaupun bukan wartawan lagi," katanya.
Kemudian, ia menjadi humas dan saat ini menjadi motivator. Kini sudah ratusan instansi baik pemerintah maupun swasta dan juga personal yang telah memakai jasanya untuk menjadi pembicara baik di dalam maupun di luar negeri.
Apresiasi Wakil Kepala Kejaksaaan Tinggi Sumut
Pada kunjungannya ke Kota Medan, Aqua Dwipayana juga akan bertemu dan memotivasi jaksa di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Sumut). Ia diminta oleh Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut, Jacob Hendrik Pattipeilohy untuk berbagi tentang komunikasi dihadapan para jaksa.
Aqua menceritakan ia baru bertemu Jacob Hendrik Pattipeilohy, namun ia langsung diminta untuk berbicara tentang komunikasi. Aqua akan memaparkan bagaimana komunikasi yang efektif di lingkungan kejaksaan Sumut di Kejatisu, Selasa (18/7/2020).
"Beliau minta jam 13.00 WIB, tapi karena saya sudah ada rencana ke Tribun Medan dan saya bilang bisanya jam 2.30 siang. Luar biasanya beliau mau memundurkan kegiatan tersebut menjadi jam 2.30 siang. Artinya beliau juga mengapresiasi," katanya.
Aqua mengatakan ia sangat mengapresiasi Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut, Jacob Hendrik Pattipeilohy. Menurutnya Jacob punya keinginan kuat agar kejaksaan bisa lebih baik ke depannya.