Update Covid19 Sumut 20 Agustus 2020

Jadi Klaster Tertinggi Covid-19, RSU Haji Medan Tak Perlu Lockdown, Ini Kata GTPP Sumut

Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan saat ini menjadi klaster tertinggi dalam penyebaran wabah Covid-19 di lingkungan kesehatan di Kota Medan, Sumut

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN-MEDAN.com/Kartika Sari
Seorang pengendara sepeda motor melintas di depan Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan, Kamis (20/8/2020). Saat ini RSU Haji Medan menjadi klaster tertinggi dalam penyebaran wabah Covid-19 di lingkungan kesehatan di Kota Medan, Sumatera Utara. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan saat ini menjadi klaster tertinggi dalam penyebaran wabah Covid-19 di lingkungan kesehatan di Kota Medan, Sumatera Utara.

Tercatat hingga kini ada 30 orang, baik tenaga medis maupun tenaga kesehatan di RSU Haji Medan yang dinyatakan positif Covid-19 hasil swab.

Namun, walaupun menjadi klaster tertinggi, RSU Haji masih tetap beroperasional seperti biasa.

Dari amatan Tribun Medan, walau di tanggal merah bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Hijriyah tetap ada warga yang hilir mudik baik petugas atau masyarakat untuk menjenguk pasien.

Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, dr. Aris Yudhariansyah mengungkapkan bahwa pihak Satgas Covid-19 sudah turun tangan dengan memberikan masukan untuk langkah pemutusan rantai penyebaran Covid-19.

"Kita sudah lakukan tindakan dengan turun langsung dan mengecek kondisi yang sebenarnya dan sudah kita beri masukan. Tapi semuanya itu yang memutuskan adalah direktur. Kita sudah kasih saran masukan kepada direktur," ungkap Aris kepada Tribun Medan, Kamis (20/8/2020).

Aris menuturkan bahwa kemungkinan untuk dilakukan pilihan lockdown semua keputusan berada di tangan Dirut RSU Haji Medan.

Ia juga mengakui bahwa kemungkinan lockdown kecil lantaran masih banyak pasien yang melakukan perawatan di rumah sakit tersebut.

"Yang pertama kita selesaikan dulu yang sakit, kita pertahankan yang sehat agar tidak sakit. Mengenai lockdown ini yang bisa memutuskan direkturnya. Yang pasti untuk melakukan lockdown yang menjadi permasalahan bagaimana dengan pasien yang berada di situ. Mau kita letak ke mana pasiennya, itukan harus kita punya opsi," ujarnya.

Dalam hal mendukung RS Haji memutus rantai penyebaran Covid-19, tim Percepatan Penanganan Covid-19 telah memberikan fasilitas untuk memaksimalkan keadaan kembali stabil.

"Kita sudah kasih saran masukan dan kita beri fasilitas apa yang menjadi kebutuhan mereka seperti menyiapkan segala kebutuhan yang terkait dengan perawatan pasien supaya tidak terinfeksi," ujarnya.

Aris juga menilai, tanpa adanya lockdown asalkan para warga yang mengunjungi RSU Haji Medan dapat menjaga diri maka peluang untuk terjadi penyebaran dapat diminimalisasi.

"Yang penting melakukan protokol kesehatan. Kalau dia masuk tidak pakai masker, pegang sana pegang sini kemungkinan dia terinfeksi bisa besar. Bukan hanya RS Haji tapi semua RS lokasi yang menjadi risiko tinggi saat ini," kata Aris.

Dalam pencegahan pandemi ini, Aris menegaskan agar masyarakat yang tidak memiliki hal serius untuk menghindari berkunjung ke RS.

"Dari awal kami sudah sampaikan agar menghindari berkunjung ke rumah sakit kalau tidak perlu sekali, makanya ada konsep yang namanya telemedicine. Inikan bisa melakukan pengobatan dengan daring, apalagi untuk pasien yang hanya kontrol.

Kecuali pasien emergency ya kita tidak bisa halangi untuk datang ke RS. Tapi kalau pasien yang reguler saya pikir ya kalau tidak perlu sekali tidak usah berkunjung ke RS," pungkas Aris.

(cr13/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved