Perang Suku Meletus di Wamena, 2 Orang Tewas 10 Honai Hangus, Kedua Suku Minta Perang Terbuka 3 Hari
Kedua kelompok meminta polisi membiarkan mereka melakukan perang antarsuku di tempat terbuka selama tiga hari.
"Hari ini ada pergerakan dari kedua kelompok, mereka sudah dekat sekitar 500 meter, tapi kami berhasil monitor dan imbau mereka untuk kembali ke kampungnya masing-masing," kata Dominggus.
Dominggus meminta para pemangku kepentingan di Jayawijaya dan kampung sekitar turun tangan untuk mendamaikan kedua kelompok.
Sehingga polisi bisa mengusut kasus pembunuhan yang menjadi pemicu bentrokan kelompok itu.
Perang suku ini terjadi akibat dua kasus pembunuhan yang terjadi dalam waktu dan lokasi yang berdekatan.
Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal menyebutkan, kasus pembunuhan pertama terjadi di Jalan Trans Wamena-Tiom, Kampung Meagama, Distrik Hubikosi, pada pukul 17.05 WIT.
Korban bernama Ismail Elopere (40) diduga tewas karena penganiayaan.
"Diduga (pembunuhan) dilakukan oleh tiga orang warga masyarakat yang belum diketahui identitasnya," ujar Kamal di Jayapura, Rabu (19/8/2020).
Menurut Kamal, korban sedang dalam perjalanan menuju kampung dari wilayah kota.
Namun, korban dicegat terduga pelaku dan menganiaya korban.
Setelah menganiaya korban sampai tewas, pelaku melarikan diri.
"Pukul 17.10 WIT, saksi bernama Esi Kossay yang melintas di TKP (tempat kejadian perkara) melihat korban, selanjutnya memberitahukan ke Klinik Yonif 756/WMS dan memberitahukan ke keluarga di Kampung Meagama dan melaporkan ke Mapolres Jayawijaya," kata dia.
Mendapatkan laporan itu, personel gabungan Polres Jayawijaya bersama Dokter Klinik Yonif 756/WMS langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Setelah melakukan olah TKP, mereka mengevakuasi korban ke RSUD Wamena.
Sementara kasus pembunuhan kedua terjadi di Jalan Safri Darwin, tepatnya depan Gahara–Wamena sekitar pukul 19.30 WIT.
Sekitar lima kilometer dari lokasi kasus pertama .