IDI Berduka, Seorang Dokter Bedah Meninggal Setelah Terkonfirmasi Positif Covid-19

Berty menyatakan, Dinkes DIY juga belum menerima laporan pasti apakah dokter tersebut ikut menangani pasien Covid-19 atau tidak.

Kompas/Haris Firdaus
Perawat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito melakukan simulasi pemakaian alat pelindung diri yang digunakan dalam penanganan pasien dengan penyakit menular berbahaya, Rabu (22/1/2020), di ruang isolasi RSUP Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Alat pelindung diri semacam itu juga dipakai apabila ada pasien yang tertular penyakit Covid-19. 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang dokter spesialis bedah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninggal dunia setelah terkonfirmasi positif Covid-19.

Dokter itu sempat dirawat selama beberapa hari di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Kota Yogyakarta, tetapi akhirnya meninggal, Minggu (23/8/2020). Riwayat kontak dokter itu masih ditelusuri.

“Pasien ini seorang dokter ahli bedah. Beliau memang dirawat di Rumah Sakit Sardjito, tapi beliau bukan dokter di RS Sardjito,” kata Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto, Senin (24/8/2020), di Yogyakarta.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, dokter yang meninggal itu tercatat sebagai Kasus 1.061 di DIY. Dokter berjenis kelamin laki-laki dan berusia 58 tahun itu berasal dari Kabupaten Bantul, DIY.

Dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit di DIY tersebut diumumkan sebagai positif Covid-19 pada 18 Agustus 2020.

Ketua Tim Airbone Disease RSUP Dr Sardjito, Ika Trisnawati, menjelaskan, dokter tersebut masuk ke RSUP Dr Sardjito pada 14 Agustus 2020.

Mulanya, dia dirawat di ruang isolasi biasa selama dua hari.

Namun, setelah itu, dokter tersebut dipindahkan ke ruangan perawatan intensif karena tim medis ingin melakukan pemantauan lebih ketat.

“Kondisi beliau saat itu masih cukup baik, tapi beliau memiliki komorbid. Komorbid adalah penyakit penyerta atau kondisi-kondisi lain yang bisa mempengaruhi harapan hidup pasien,” ujar Ika.

Ika memaparkan, dokter tersebut memiliki sejumlah penyakit penyerta. Oleh karena itu, tim medis yang merawat segera melakukan pemantauan secara intensif.

“Karena beliau memang memiliki beberapa atau bisa dibilang cukup banyak penyakit penyerta, sehingga pemantauan intensif tersebut disegerakan, tidak menunggu kondisi memburuk,” tuturnya.

Menurut Ika, tim dokter RSUP Dr Sardjito telah berupaya melakukan perawatan intensif untuk menyembuhkan dokter tersebut.

Namun, kondisi dokter itu ternyata memburuk dalam tempo yang cukup cepat. “Mungkin karena kondisi komorbid itu yang menyebabkan perburukan bisa terjadi dengan cepat,” katanya.

Ika menuturkan, pihaknya tidak bisa menyampaikan penyakit komorbid apa saja yang diderita oleh dokter tersebut.

Namun, dia menyebut, secara umum ada beberapa penyakit penyerta yang bisa memperburuk keadaan penderita Covid-19, misalnya obesitas, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan kolesterol.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved