IDI Berduka, Seorang Dokter Bedah Meninggal Setelah Terkonfirmasi Positif Covid-19

Berty menyatakan, Dinkes DIY juga belum menerima laporan pasti apakah dokter tersebut ikut menangani pasien Covid-19 atau tidak.

Kompas/Haris Firdaus
Perawat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito melakukan simulasi pemakaian alat pelindung diri yang digunakan dalam penanganan pasien dengan penyakit menular berbahaya, Rabu (22/1/2020), di ruang isolasi RSUP Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Alat pelindung diri semacam itu juga dipakai apabila ada pasien yang tertular penyakit Covid-19. 

“Saya tidak menyampaikan informasi data pasien, tapi saya hanya menyampaikan informasi secara umum. Penderita Covid-19 itu memiliki risiko kematian tertinggi pada orang dengan obesitas, hipertensi, penyakit jantung, dan kolesterol. Ditambah dengan penyakit paru kronis, kanker, gagal ginjal, atau sakit liver,” papar Ika.

Belum dipastikan   

Secara terpisah, Juru Bicara Pemerintah Daerah DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, mengatakan, pasien Kasus 1.061 itu memiliki dua penyakit penyerta, yakni penyakit jantung dan diabetes melitus atau penyakit gula.

Meski begitu, Berty menuturkan, pihaknya belum bisa memastikan dari mana dokter tersebut tertular Covid-19.

Selain itu, Berty juga mengaku belum tahu apakah ada anggota keluarga dari dokter tersebut yang tertular Covid-19.

Hal ini karena Dinkes DIY belum menerima laporan hasil tracing atau penelusuran kontak terkait dokter yang meninggal dunia tersebut. “Mohon maaf, hasil tracing belum sampai ke Dinkes DIY,” ujar Berty.

Berty menyatakan, Dinkes DIY juga belum menerima laporan pasti apakah dokter tersebut ikut menangani pasien Covid-19 atau tidak.

Namun, dia menyebut, dokter tersebut diketahui positif Covid-19 setelah adanya pemeriksaan tes usap atau swab kepada karyawan atau pegawai di sejumlah fasilitas kesehatan di DIY.

Selama beberapa waktu terakhir, Dinkes DIY memang menggencarkan pelaksanaan tes usap kepada para pegawai fasilitas kesehatan. Hal ini dilakukan karena pegawai fasilitas kesehatan termasuk sebagai kelompok yang rentan tertular Covid-19.

Menurut Berty, hingga saat ini, ada sekitar 8.000 pegawai fasilitas kesehatan di DIY yang sudah menjalani swab.

Dari jumlah itu, sekitar 2 persen atau 160 orang di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19.

Namun, sebagian pegawai fasilitas kesehatan yang positif Covid-19 itu telah dinyatakan sembuh.

“Swab untuk pegawai di puskesmas sudah selesai, sedangkan yang rumah sakit masih berlangsung,” ujar Berty.(*)

Artikel ini sudah tayang di Kompas.Id dengan judul Dokter Bedah di Yogyakarta Meninggal Setelah Terkonfirmasi Positif Covid-19

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved