Faisal Usulkan Ciptakan Ikon Maskot Pariwisata Langkat, Ada Pilihan Orangutan dan Gajah
Maskot ikon bisa Orangutan atau Gajah yang selama ini jadi perhatian dunia internasional.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRI BUN-MEDAN.com, STABAT - Kekayaan alam dan ekosistem Kabupaten Langkat menyimpan potensi yang luar biasa.
Di antaranya potensi flora dan faunanya, destinasi wisata alam, hutan tropis, sungai-sungai indah yang telah dikenal di kancah mancanegara.
Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Langkat, M. Faisal telah menuangkan gagasan baru untuk memajukan potensi Pariwisata Langkat.
Idenya yakni, perlu adanya maskot pariwisata Kabupaten Langkat yang ikonik untuk daya tarik wisatawan.
"Jadi ide gagasan Maskot Pariwisata Langkat perlu agar jadi wadah yang lebih mengenalkan Kabupaten Langkat ke dunia internasional. Dengan adanya maskot pariwisata orang-orang jadi ingat potensi Langkat. Maskot ikon bisa Orangutan atau Gajah yang selama ini jadi perhatian dunia internasional. Apalagi dua hewan itu statusnya langka dan dilindungi. Kami ikut mendukung sesuai tupoksi, untuk memajukan pariwisata Langkat," kayanya Selasa (8/9/2020).
Dijelaskan M Faisal, destinasi wisata di Langkat sudah menjadi populer di Sumatera Utara, terutama wisata Tangkahan dan gajahnya, lalu Bukit Lawang dengan orangutan yang hidup bebas dan dilindungi.
• TRAVEL: Pemandian Kolam Wak Jowo di Langkat, Mirip Sungai Kecil, Air Mengalir Begitu Jernih
Dengan adanya maskot ikon pariwisata memudahkan untuk mempublikasikan melalui informasi media sosial dan media masa.
"Pengembang pariwisata Langkat sebagaimana yang telah tertuang dalam agenda Roadmap Smart City, yang mengacu pada Perbup Smart Regency. Ke depan, kami akan lebih menggencarkan untuk mempublikasikan keunggulan wisata Langkat, guna menarik wisata lokal dan mancanegara," ujarnya.
Nantinya Maskot Pariwisata bisa diwujudkan lewat hasil kerajinan tangan, dan menjadi aksesoris ikonik khas Langkat. Dan ide ini juga secara automatis menghidupkan ekonomi masyarakat, menjadi sumber PAD Langkat.
Pemkab Langkat melalui Dinas Pariwisata sebagai Leading Sector Pengembangan Pariwisata Langkat telah menggelar rapat lintas sektoral, dipimpin langsung Kadis Pariwisata, Nur Elly Heriyani Rambe, di Ruang Rapat Sekda, Kantor Bupati Langkat, Stabat.
Nur Elly menjelaskan, rapat ini bertujuan untuk meningkatkan PAD, juga untuk mewujudkan visi misi menjadikan Langkat yang maju, sejahtera dan religius melalui pengembangan pariwisata dan infrastruktur yang berkelanjutan.
"Harapannya dapat menemukan cara untuk mempercepat peningkatkan wisatawan sampai pada tahun 2024. Jadi diperlukannya kerja sama semua pihak dalam membangun dan mengelola objek objek wisata di Langkat," katanya.
• Dalam Rapat Paripurna DPRD Langkat, Bupati Terbit Bicara Soal Penetapan P APBD 2020
Instansi lain juga akan diberdayakan, seperti Sat Pol PP yang ditugaskan membantu memonitoring penerapan protokol kesehatan di lokasi wisata. BPBD ditugaskan untuk memberikan pelatihan bagi para pramuwisata, khususnya dalam hal penanganan pertolongan pertama pada pengunjung yang mengalami kecelakaan di daerah wisata.
Dinas Lingkungan Hidup akan dikerahkan membantu menjaga kelestarian dan keindahan alam.
Dengan begitu kelestarian alam tetap terjaga keindahannya tanpa tercemar polusi dan sampah.
"Jadi LH saat ini sedang menginisasi kerjasama dengan LSM Jerman untuk pengelolaan sampah. Mereka juga akan melakukan edukasi dan mengimbau masyarakat dalam mengelola sampah dan limbah rumah tangga agar tidak membuang sampah di sungai," sebutnya.
• BREAKING NEWS, 3 Kecamatan di Langkat Masuk Radar TGTPP Covid-19, Jadi Penyumbang Suspect
Sementara Dishub, ditugaskan untuk mempermudah wisatawan dalam hal transportasi. Dishub mengupayakan Angkutan Damri bisa melintasi Objek Wisata Tangkahan dari Bandara Kualanamu ke Tangkahan.
Amatan Tribun Medan, kondisi infrastruktur aspal jalan belum maksimal. Untuk itu kata Elly, Dinas PUPR mengupayakan perbaikan bahu jalan di Bukit Lawang dan Tangkahan.
Untuk Disperindag, akan menggalakkan usaha ekonomi kreatif masyarakat wilayah wisata, dengan peningkatan SDM pengrajin tradisional dan digitalisasi pasar, serta membantu proses pemasaran hasil usaha kreatif. (dyk/tri bun-medan.com)