Intelijen Inggris Sebut Ada Upaya Sabotase Korea Utara, Target Prancis, Australia, dan Indonesia

Pemerintah Korea Utara dilaporkan tengah mengaktifkan seluruh aktivitas agen-agen intelijennya di seluruh dunia.

Editor: AbdiTumanggor
Foto dirilis Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA)
Foto dirilis Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA), memperlihatkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (dua kiri) menghadiri upacara peresmian pabrik pupuk di Provinsi Pyongan Selatan, Korea Utara, Jumat (1/5/2020). Ini menjadi kemunculan pertama Kim Jong Un setelah dikabarkan terakhir tampak pada 12 April lalu dan sempat dispekulasikan telah meninggal dunia. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Pemerintah Korea Utara dilaporkan tengah mengaktifkan seluruh aktivitas agen-agen intelijennya di seluruh dunia.

Pasalnya perintah Kim Jong Un berhasil disadap intelijen Inggris.

Tim Digital Pertahanan Kementerian Pertahanan di Corsham, Wiltshire, Inggris, berhasil memecahkan kode rahasia yang bertujuan menyebabkan gangguan di Prancis dan Australia.

Demikian dilansir express.co.uk pada Selasa (8/9/2020).

tribunnews
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. (tribunnews.com)

Pemecahan kode telah dilakukan selama beberapa minggu oleh enam analis di perusahaan bawah tanah.

Mereka melakukannya menyusul pembelotan baru-baru ini dari seorang warga sipil yang bekerja untuk badan intelijen eksternal utama Korea Utara dari Hong Kong.

Dilaporkan ada tiga kode rahasia yang berhasil dipecahkan.

Di mana satu operasi terkait dengan kontribusi Prancis ke European Air Group.

Sementara lainnya, di Australia, menyangkut pangkalan udara militer.

Lalu yang ketiga, juga di Australia, digambarkan sebagai upaya untuk menyabotase kesepakatan perdagangan pertanian antara Canberra dan Indonesia.

tribunnews
Pemimpin Kim Jong Un. (KCNA VIA KNS)

Jika benar soal kasus ini, maka itu membuktikan bahwa Korea Utara cukup mengerti terkait teknologi.

Walau negara mereka mengisolasi teknologi luar dan hanya mengizinkan orang-orang elitnya yang menggunakannya.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa kode rahasia milik Korea Utara itu menggunakan apa yang disebut stasiun angka.

Ini bertujuan untuk menyampaikan perintah terenkripsi, yang terdiri dari angka acak dan referensi halaman yang tidak jelas, kepada petugas dan agennya di seluruh dunia.

Pesan tersebut umumnya menyampaikan informasi tentang pemecahan kode dan menginstruksikan agen untuk hanya "menunggu instruksi lebih lanjut".

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved