Polisi Tangkap Suami yang Bunuh Istri di Tembung, Mencuat Dugaan Motif Pelaku Ingin Kawin Lagi

Aparat kepolisian akhirnya berhasil meringkus suami yang tega membunuh istrinya di Tembung beberapa waktu lalu.

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN / ist
Rumah duka Fitri Yanti yang menjadi korban pembunuhan, Senin (31/8/2020). 

T R I B U N-MEDAN.com, MEDAN - Aparat kepolisian akhirnya berhasil meringkus suami yang tega membunuh istrinya di Tembung beberapa waktu lalu.

Korban adalah Fitri Yanti (45), driver ojol wanita yang tercatat sebagai warga Jalan Bromo, Gang Bahagia, Kelurahan Tegal Sari II, Kecamatan Medan Area.

Jenazah Fitri Yanti sebelumnya ditemukan dengan leher nyaris putus akibat digorok. Mayat korban dibuang di parit Jalan Tambak Rejo Pasar II Tembung, Kecamatan Percutseituan pada Minggu (30/8/2020).

Informasi yang berhasil dihimpun T r ibun Medan pada Senin (21/9/2020) malam, personel Polsek Tapung Polda Riau berhasil menangkap tersangka pembunuhan Fitri Yanti.

Terduga tersangka yakni suami siri korban bernama Fery Pasaribu (49).

Terkait penangkapan tersebut, personel Polda Sumut sudah menjemput tersangka ke Riau.

Informasi yang didapat, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, akan menyampaikan hasil pengusutan kasus tersebut.

“Nanti akan dirilis,” katanya singkat.

Dikabarkan, Fery ditangkap oleh personel Polsek Tapung setelah mendapat permintaan bantuan dari Polda Sumut tentang keberadaan tersangka.

“Tersangka ditangkap ketika sembunyi di rumah kerabatnya,” sebut sumber sembari menambahkan bahwa saat ini tersangka sudah dijemput Polda Sumut dan masih dalam perjalanan.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko juga membenarkan bahwa pelaku pembunuhan Fitri Yanti sudah berhasil diamankan.

"Sudah, data dan kronologi minta Kasatreskrim," ungkapnya saat dikonfirmasi Tribun, Senin (21/9/2020) malam.

Saat ditanya mengenai tim yang melakukan penangkapan, Riko membenarkan bahwa Tim Gabungan Satreskrim Polrestabes Medan yang melakukan penangkapan. "Iya," ujarnya.

Sebelumnya, pelaku sempat diburu tim gabungan Satreskrim Polrestabes Medan dan Polsek Percutseituan hingga ke Kota Kisaran.

"Kemarin di Kisaran jejaknya terakhir sudah kita kejar, tapi lari lagi sekarang," ungkap Kapolsek Percutseituan, AKP Ricky Pripurna Atmaja, saat dikonfirmasi Tribun, Jumat (4/9/2020).

Ia menyebutkan bahwa pelaku berpindah-pindah tempat menggunakan bus.

"Dia berpindah-pindah menggunakan bus, sekarang kita belum tahu keberadaannya masih dalam pencarian," ujarnya.

Kapolsek mengungkapkan, pembunuhan ini diduga dilatarbelakangi motif asmara.

Ia mengungkapkan bahwa pelaku FP berniat untuk menikah lagi dengan perempuan lain.

Untuk memuluskan rencananya tersebut, FP pun tega menghabisi nyawa istrinya.

"Karena si pelaku ini mau minta menikah lagi sama perempuan lain," ungkapnya.

Ricky menyebutkan terduga pelaku adalah suami siri dari korban.

"Kita duga itu suami sirinya korban, inisialnya FP. Itu korban suami sahnya sudah cerai," ungkapnya.

Ia menyebutkan bahwa pelaku FP juga memiliki istri sah.

"Tapi si terduga pelaku ini sudah punya istri sah," tuturnya.

Farhan Aulia Natugo saat bersama ibundanya semasa hidup, beberapa waktu lalu.
Farhan Aulia Natugo saat bersama ibundanya semasa hidup, beberapa waktu lalu. (TRIBUN MEDAN / ist)

FP dan korban diketahui sudah 3 tahun berumah tangga. Dari hubungan keduanya belum dikaruniai anak.

Tapi korban dari suami pertama mempunyai tiga anak, 1 laki-laki dan 2 perempuan yang sudah dewasa.

Bahkan, anak korban yang laki-laki sudah berumah tangga dan memupunyai anak.

Anak korban, Farhan Aulia Natugo, mengaku terpukul atas peristiwa yang menimpa keluarganya.

"Kalau ibu meninggalnya wajar perlahan bisa mengikhlaskan. Tapi ini, dia dibunuh dengan sadis, rasa sedih terus menghantui. Karena saya begitu dekat dengan ibu," bebernya.

"Kalau kondisi ibu, leher nyaris putus. Ibu gak pernah ada masalah sama orang. Kenapa tega kali pelaku membunuh ibu saya seperti itu," imbuhnya.

Informasi yang berhasil didapat, pascaditemukannya Fitri, beberapa benda miliknya juga hilang seperti gelang emas, dan sepeda motor.

Belakangan, sepeda motor yang digunakan korban, Honda Beat berhasil ditemukan petugas.

Keterangan keluarga korban, disebutkan bahwa Fitri selama empat bulan terakhir tinggal bersama orangtuanya di Jalan Bromo Gang Bahagia. Pasalnya, korban sering bertengkar dengan suaminya.

Selama ini korban dan FP tinggal di Pasar V Tembung. Karena sering bertengkar dengan suaminya, makanya korban kembali ke rumah orangtuanya.

Pesan Terakhir kepada Sang Anak

Ramadius, seorang keluarga Fitri, mengisahkan aktivitas korban sebelum ditemukan meninggal.

Korban keluar dari rumah orangtuanya di Jalan Bromo Gg Bahagia, mengendarai sepeda motor jenis metik pada Sabtu (29/8/2020) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Kurang lebih 60 menit setelah korban pergi, seorang anak korban menelepon ibunya untuk menanyakan keberadaannya.

"Mamak di Tembung sama kawan. Jaga anak-anak (cucu korban)," ujar Ramadius menirukan ucapan anak korban yang laki-laki.

Lanjutnya, sekitar pukul 22.00 WIB, korban masih komunikasi via telepon dengan anaknya.

“Bahkan korban berpesan kepada anaknya agar jaga anak-anak (cucu korban)," ungkapnya.

Pernyataan itu ternyata menjadi pesan terakhir yang diucapkan korban.

"Malam itu keluarga terus mencari korban hingga akhirnya mendapat kabar bahwa korban ditemukan warga telah tewas di Pasar II, kawasan Tembung," katanya.

Masih dijelaskan Ramadius, bahwasanya korban selama empat bulan terakhir tinggal bersama orangtuanya di Jalan Bromo Gang Bahagia.

"Korban ini sering bertengkar dengan suaminya, berinisial F yang usianya diperkirakan lima puluhan tahun. Selama ini mereka (korban dan F tinggal di Pasar V Tembung). Karena sering berantem dengan suaminya, makanya korban kembali ke rumah orangtuanya," ucapnya.

(mft/vic/t r i b u n-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved