Viral Testimoni Wanita 20 Tahun Alami Kelumpuhan Akibat Minum Boba, Begini Penjelasan Dokter

Ranya mengaku bahwa dalam satu hari dia biasa mengonsumsi dua gelas boba selama tiga sampai empat hari dalam seminggu.

Editor: Tariden Turnip
Shutterstock
Viral Testimoni Wanita 20 Tahun Alami Kelumpuhan Akibat Minum Boba, Begini Penjelasan Dokter 

Viral Testimoni Wanita 20 Tahun Alami Kelumpuhan Akibat Minum Boba, Begini Penjelasan Dokter

Siapa tak kenal boba atau bubble tea? Minuman berbahan dasar teh, susu, dan boba yang berbahan dasar tepung singkong ini sedang naik daun.

Rasa manisnya membuat boba semakin digemari oleh masyarakat.

Boba sendiri berasal dari tepung tapioka dan tidak memiliki banyak rasa.

Sukacita Pernikahan Mendadak Haru Biru lantaran Eks Suami Datang dan Berucap Begini pada Pengantin

Pengusaha Bunuh Menantunya, Santai di Depan Mayat semberi Tunggu Polisi, Ternyata Ini Penyebabnya

Tak Terima Diselingkuhi, Suami Racuni Istri tapi Anak Tak Sengaja Turut Tewas lantaran Minum ASI

Perempuan 25 Tahun Tewas selepas Diperkosa Bergilir Lima Lelaki, Begini Kronologinya

Akbar Tewas saat Coba Kabur dari Rumahnya yang Dibakar, Para Pelaku Tawuran Memanahnya

Perubahan Tubuh Miyabi setelah Pensiun dari Film Porno, Tak Kunjung Menikah hingga Kabar Terbarunya

Sehingga, rasa manisnya berasal dari gula atau madu yang direndam sebelum disajikan. 

Namun, seiring dengan popularitasnya, minuman itu disebut memiliki efek samping, seperti yang dikisahkan oleh Ranya melalui akun media sosial Twitter @dangobulet.

Kisah perempuan asal Bekasi ini menyedot perhatian banyak warganet.

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Ranya  mengaku bahwa dalam satu hari dia biasa mengonsumsi dua gelas boba selama tiga sampai empat hari dalam seminggu.

Kebiasaannya ini dia lakukan sejak Desember 2019 dan terus berlangsung.

Selama mengonsumsi boba, dia merasa tak ada yang aneh pada dirinya.

Akan tetapi, lambat laun Ranya mulai merasakan ada yang aneh pada tubuhnya.

Pada awalnya, perempuan berusia 20 tahun ini merasakan kebas pada kaki.

Selama enam hari setelah itu, rasa kebas pada kakinya tak kunjung hilang.

Hingga akhirnya, dia merasakan kakinya mengalami lumpuh sementara.

Layar tangkap Ranya
Layar tangkap Ranya (twitter)

Ranya lalu memutuskan untuk memeriksakan kondisinya ke dokter pada Maret 2020.

"Dibawa ke dokter umum, bilangnya cuma kekurangan vitamin D.

Ternyata masih terasa berkedut, bahkan pas jalan kayak meleyot (layu) gitu kakinya.

Akhirnya dibawa ke dokter penyakit dalam dan dicek ternyata sudah DM (diabetes melitus) tipe-2," kata dia.

Tak hanya itu, kadar gulanya juga sudah mencapai 560.

Dokter kemudian merujuknya untuk melakukan fisioterapi guna mengembalikan fungsi saraf pada kaki yang sempat lumpuh.

Ranya juga disarankan untuk puasa makanan non-gula selama tiga bulan, serta mengonsumsi obat yang diberikan.

Meski begitu, Ranya menekankan, apa yang dia alami bukan semata-mata hanya karena mengonsumsi boba, melainkan ada faktor lain, seperti keturunan dari keluarga.

"Dokter bilang ini kebanyakan gula, dan pas banget aku sering konsumsi boba.

Aku sharing pengalaman minum boba berlebih karena konteks yang di foto base itu isi kulkasnya banyak boba," tutur Ranya.

Saat ini, Ranya sudah mulai pulih.

Dia mengatakan sudah berhenti minum minuman manis serta mengurangi konsumsi makanan dengan gula berlebih.

"Udah sekian, aku cuma mau sharing. Konsumsi boba boleh kok, seneng boba juga boleh, tapi jangan out of control ya," kata Ranya.

Pernjelasan Dokter

Namun, benarkah terlalu banyak mengonsumsi boba atau bubble tea bisa sebabkan diabetes hingga kelumpuhan?

Menjawab persoalan ini, pada Senin (28/9/2020) Kompas.com menghubungi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes dr Wismandari Wisnu SpPD-KEMP.

Menurut Wismandari, seseorang yang banyak konsumsi makanan atau minuman mengandung lemak dan gula, maka akan mudah terkena diabetes.

"Tapi ini bukan proses yang cepat, perlu waktu agar gula darah seseorang bisa naik, kemudian menjadi pre diabetes dan akhirnya menjadi diabetes," kata dia.

Bahayanya, ketika sudah dalam kondisi diabetes pun, terkadang seseorang belum mengalami gejala, sehingga tidak segera berkonsultasi dengan ke dokter.

Wismandari mengatakan, seringkali pasien datang kepada dokter justru karena komplikasi dari diabetes, seperti berikut:

- Serangan jantung

- Stroke

- Gagal ginjal

- Kebutaan

- Luka di kaki yang sukar sembuh

- Kesemutan atau baal (nyeri)

- Impotensi

- Keputihan dan lain-lin

"Atau datang karena infeksi, tapi kemudian didapatkan kadar gula darah yang tinggi," kata dia.

Seperti yang terjadi pada Ranya, menurut dia, bukanlah sesuatu yang terjadi secara mendadak.

Kemungkinan gula darah sudah meningkat selama beberapa waktu tanpa disadarinya, karena tidak ada gejala apapun.

"Dan itu sering terjadi (gula darah naik tanpa ada gejala fisik)," jelasnya.

Setelah, beberapa lama gula dalam darah meningkat, maka komplikasi mulai terjadi.

Salah satunya adalah komplikasi saraf, bisa saraf perifer berupa kesemutan, baal atau nyeri yang paling sering terjadi di ujung kaki atau tangan, dan komplikasi berupa stroke yang bisa menyebabkan lumpuh.

"Komplikasi yang juga sering terjadi adalah ke kaki, di mana terjadi kerusakan pada saraf tepi dan juga aliran darah, sehingga jika terjadi luka sukar untuk sembuh, kemudian bisa diamputasi," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Viral Minuman Boba Disebut Bisa Bikin Lumpuh, Begini Kisahnya","Viral Kisah Gadis 20 Tahun Lumpuh Akibat Minum Boba, Ini Kata Dokter"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved