Marak Pengemis Bawa Anak Saat Pandemi, Dinsos Medan Sebut 90 Persen Bukan Warga Medan
Sulitnya menertibkan secara masif terjadi lantaran para pengemis tersebut keluar secara massal pada akhir pekan, dimana staf pemerintah tidak bekerja.
Tri bun-Medan.com, Medan - Pengemis yang membawa anak dalam gendongan kian banyak ditemukan di titik-titik kota Medan, seperti Persimpangan Sei Sikambing, Persimpangan Jalan Aksara, ataupun Persimpangan Iskandar Muda saat pandemi ini.
Fenomena meningkatnya anak-anak yang turun ke jalan bersama orangtua untuk meminta ini ditanggapi Kadis Sosial kota Medan, Endar Sutan Lubis.
Endar mengungkapkan, sulitnya menertibkan secara masif terjadi lantaran para pengemis tersebut keluar secara massal pada akhir pekan, dimana staf pemerintah tidak beroperasional.
"Memang mereka ini selalu karena kita di hari kerja menertibkan dan mereka biasanya berkeluaran di hari Sabtu dan Minggu, jadi nggak ada anggota kita. Operasi rutin tetap kita lakukan tiap hari sampai kucing-kucingan karena tenaga kita tidak cukup untuk menyisir seluruh kota Medan.Ditertibkan di daerah A, beroperasi di daerah B. Intinya kaku penegakan hukum ini," ungkap Endar kepada Tri bun Medan, Sabtu (3/10/2020).
• Pengemis di Lampu Merah Sei Sikambing Sewa Anak Tetangga supaya Dapat Uang Lebih Banyak
Mengejutkannya, para pengemis termasuk yang menggendong anak yang berada di hampir seluruh persimpangan lampu merah kota Medan, hampir 90 persen bukan masyarakat domisili kota Medan.
"Itu umumnya bukan masyarakat Medan. 90 persen bukan masyarakat Medan seperti ada Deliserdang atau Binjai, semua kita tertibkan. Jangankan yang pengemis gendong anak, yang jualan ini juga kita tertibkan. Yang bawa anak ini juga kita sudah berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI)," ujarnya.
Untuk meminimalisir semakin banyaknya Gepeng di kota Medan, Endar menegaskan untuk tidak memberikan sumbangan ke jalan.
"Kepada masyarakat, mohonlah jangan memberikan sesuatu di jalanan. Kalau mau sedekah silahkan ke lembaga resmi atau panti asuhan atau gereja. Banyak pengemis yang berbohong itu, ngakunya buta, padahal tidak. Kita sudah data, tidak ada anggota ada Pertuni yang mengemis. Faktanya, ketika tim kita muncul, mereka lari seperti peluru," kata Endar.(cr13/tri bun-medan.com)