News Video
Janda Tua Justina Marbun Tahan Luka Parah di Kaki Akibat Sakit Gula, Mau Berobat Tak Punya Uang
Luka di kaki Justina Marbun kian parah dan menganga, pasalnya, setelah mendapatkan penanganan medis beberapa minggu lalu tidak maksimal.
Janda Tua Justina Marbun Tahan Luka Parah di Kaki Akibat Sakit Gula, Mau Berobat Tak Punya Uang
TRIBUN-MEDAN.com - Luka di kaki Justina Marbun kian parah dan menganga, pasalnya, setelah mendapatkan penanganan medis beberapa minggu lalu tidak maksimal.
Justina Marbun (68) merupakan janda tua yang merupakan warga Desa Sipakpahi Aeklobi, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Beberapa bulan lalu Justina datang ke Medan untuk mengunjungi anak-anaknya.
Namun, bernasib tak mujur, anak-anak Justina tidak ada yang hidup dalam kondisi layak.
Kondisi perekonomian yang sulit membuat nya tidak bisa mendapatkan penanganan medis yang cukup untuk penyakit gula akut yang dideritanya.
"Beberapa minggu lalu dipotong dua jarinya ini.
Setelah itu enggak berapa lama makin parah penyakit nya.
Tiga jarinya lagi menghitam dan luka di bagian kakinya," ujar Susilawati, anak dari Justina kepada tribun-medan.com, Jumat (23/10/2020).
Karena kondisi yang makin parah, Susilawati membawa sang ibu ke Rumah Sakit Full Bethesda dua hari yang lalu.
Namun karena BPJS kesehatan nya tidak mendukung, penanganan Justina tidak bisa maksimal.
Ia terpaksa harus pulang dari rumah sakit meskipun dalam kondisi demam tinggi.
"Masih belum membaik keadaan nya sudah disuruh pulang kami tadi malam. Padahal masih demam tinggi," katanya.
Amatan tribun-medan.com saat Justina tengah dibawa keluar rumah sakit, dirinya tidak sadarkan diri.
Susilawati berulang kali mencoba memanggil ibunya namun Justina tak menggubris.
Susilawati mengatakan, ibunya sering mengerang kesakitan karena luka di kakinya berdenyut.
Selama merasakan rasa sakit, Susilawati mengaku selalu menjaga sang ibunya tersebut.
Ia berharap, ada dermawan yang berkenan membantunya agar kaki ibunya bisa dioperasi dengan segera.
“Tidak sedetik pun kubiarkan mamakku ini sendirian. Kasihan dia kesakitan.
Kami orang susah, saya hanya kerja serabutan. Tolong lah kami dibantu," ungkapnya.
Susilawat sehari-hari bekerja tak menentu, kadang memilih biji kopi di ladang orang, kadang membantu pekerjaan tetangga.
Kadang kala, ia pun jenuh dan pernah merasa tak berdaya mengurusi ibunya.
“Aku seperti tak berdaya lagi. Mengurus mamakku ini, tapi bagaimana pun aku mau mamakku bisa sehat lagi,” jelasnya.
Ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera Uba Pasaribu meminta untuk tidak membiarkan Justina berjuang sendiri.
Ia berharap masyarakat bisa bergotong royong menyelamatkan Justina.
“Jangan biarkan inang ini berjuang sendiri.
Mari kita bergotong royong.
Kita bantu semampu kita.
Apa yang bisa kita bantu, bantulah, sekecil apapun itu," ajaknya.
(cr14/tribun-medan.com)