Sinabung Luncurkan Awan Panas

Abu Vulkanik Gunung Sinabung Selimuti Berastagi, Wisatawan Mengaku Khawatir

Dengan adanya deburan abu vulkanik ini, membuat wisatawan yang sudah terlanjur tiba di Berastagi menjadi kaget.

TRIBUN MEDAN/M NASRUL
WARGA melintas di jalanan Kecamatan Berastagi yang tertutup abu vulkanik pasca awan panas guguran Gunung Sinabung, Kamis (29/10/2020). 

TRIBUN-MEDAN.com, BERASTAGI - Sebagian besar wilayah di Kecamatan Berastagi terutama di inti kota, diselimuti abu vulkanik, Kamis (29/10/2020). Kondisi ini, diketahui abu vulkanik ini merupakan berasal dari material awan panas guguran yang terjadi di Gunung Sinabung.

Padahal, saat ini bertepatan dengan libur panjang di mana wisatawan banyak yang sedang berkunjung ke Kabupaten Karo terutama di Berastagi.

Dengan adanya deburan abu vulkanik ini, membuat wisatawan yang sudah terlanjur tiba di Berastagi menjadi kaget.

Seorang wisatawan Budi yang ditemui di kawasan Pasar Buah, Jalan Gundaling, Berastagi mengaku kaget dengan adanya abu vulkanik ini.

Dirinya mengatakan, padahal ia dan keluarganya belum lama baru tiba di Berastagi untuk menghabiskan waktu liburan.

"Kagetlah bang, maksudnya kan liburan di sini tapi ada abu gini takut juga," ujar Budi.

Pria asal Kota Medan ini mengaku, dengan adanya abu ini dirinya dan keluarganya berencana segera kembali ke Medan untuk menghindari dampak abu. D

Dikatakannya, walaupun belum terlalu lama menikmati liburan di Berastagi namun dirinya mengaku tidak ingin mengambil resiko.

"Habis beli buah ini langsung balik kayanya bang, takut juga kita," ucapnya.

Baca juga: Guguran Debu Vulkanik Gunung Sinabung Mengarah ke Arah Timur dan Tenggara

Di tempat terpisah, seorang pria yang juga berasal dari Kota Medan Maharim Bangun mengaku dirinya juga baru tiba di Berastagi. Namun, dirinya mengatakan kedatangannya ke Kabupaten Karo bukan untuk berlibur semata.

"Baru sampai kami, kaget juga tadi di jalan kok banyak mobil yang kena abu. Rupanya gitu sampai di sini, sudah tebal abunya," katanya.

Berbeda dengan budi, pria yang mengenakan baju biru itu mengaku dirinya tidak akan langsung pulang dan berencana tetap menetap sampai hari Minggu.

Pasalnya,  kedatangannya ke Kabupaten Karo untuk berkunjung ke kediaman keluarganya dan susah memiliki kegiatan bersama dengan keluarga di kampungnya.

"Ya tetap tinggal sih, karena memang sudah ada kegiatan sama keluarga. Apalagi saya juga memang dulunya tinggal di sini, kalau dibilang takut ya harus dibiasakan lah orang sudah dari dulu juga sering ada abu gini," ungkapnya.

Sementara, seorang pedagang buah, Intan bru Tarigan mengaku sebelum adanya abu vulkanik pagi tadi memang wisatawan terpantau cukup ramai. Namun, begitu turun abu pengunjung sedikit demi sedikit terlihat semakin sepi.

"Belum ada abu tadi ramai, gitu turun abu langsung sepi," katanya.

Namun, amatan www.tribun-medan.com, hingga saat ini di kawasan Pasar Buah yang menjadi salah satu tujuan persinggahan wisatawan bila berkunjung ke Berastagi kembali ramai.

Di kantung-kantung parkir di seputar pasar buah, saat ini juga kembali dipadati oleh kendaraan wisatawan dan arus lalulintas juga kembali ramai. (cr4/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved