News Video

Nenek Sarifah Hidup Sebatang Kara, Tinggal di Rumah Kumuh untuk Minum Ia Masak Air Hujan

Tak ada yang menyangka rumah di kompleks pemakaman Jalan Panglima Denai Medan memiliki penghuni tetap

Penulis: Liska Rahayu | Editor: Hendrik Naipospos

TRIBUN-MEDAN.Com - Tak ada yang menyangka rumah di kompleks pemakaman Jalan Panglima Denai Medan memiliki penghuni tetap

Rumah itu terlihat kumuh, di sana tinggal Nenek Sarifah, perempuan renta berumur 78.

Saat www.tribun-medan.com mencoba menjejaki jalan setapak menuju rumah, tanah lembek dan becek menyambut.

Rumput dan ilalang begitu tinggi, hingga beberapa makam yang ada di area itu tertutupi.

Nek Sarifah, janda tua itu lantas menyambut tribun-medan.com dan beberapa media lain yang bertamu ke rumahnya.

Dengan keadaan seadanya, Nek Sarifah bercerita dirinya sudah tinggal di rumah itu sejak tahun 1980.

Dia hanya tinggal sebatang kara.

Suaminya sudah meninggal 25 tahun yang lalu, sedang anak satu-satunya sudah berkeluarga dan jarang ke rumah itu.

Beberapa kuburan yang ada di depan rumahnya adalah makam saudara-saudaranya.

Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Nek Sarifah benar-benar tinggal sebatang kara.

"Itu di dapur banjir, enggak surut-surut. Kalau hujan ya begitulah. Enggak ada saluran pembuangan," ujarnya.

Rumah yang ditempati nenek Sarifah benar-benar tidak layak.

Atapnya bocor, apalagi di dapur dan salah satu kamar kosong.

Air menggenang menjadi sarang jentik-jentik.

Aroma lembab dan tidak sedap juga menguar dari ruangan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved