Tabrakan Beruntun 12 Kendaraan di Jl Asahan Siantar, 3 Korban Kakak Adik, Jerit Tangis sang Ibu
Tabrakan Beruntun 12 Kendaraan di Jl Asahan Siantar, 3 Korban Kakak Adik, Jerit Tangis sang Nenek
Penulis: Alija Magribi | Editor: Tariden Turnip
Istri Hotdiman Sidabutar, Lasaria Br Situmeang tak kuasa menahan tangis menanti jenazah suaminya.
"Bantu aku Inang Uda, nggak sanggup aku Inang Uda.
Empat empatnya dipanggil Tuhan.
Nggak Inang Uda lihat lagi cucu cucu Inang Uda," ujar Lasaria menelepon keluarganya.
Sempat beberapa kali menguatkan diri, Lasaria tak kuasa menahan kesedihan.
Ia beberapa kali menelpon dan melepaskan tangis.
Lasaria Situmeang bercerita suaminya merupakan pensiunan TNI-AD yang memulai hidup barunya berladang dan membuka kedai kelontong.
Saban pagi hari, suami tercintanya itu selalu membawa jalan cucu-cucunya.

"Cucunya paling kecil itu masih TK di Immanuel.
Nah, tadi si sulung dan yang tengah mau ikut.
Biasanya naik mobilnya orang ini, entah kenapa tadi boncengan naik sepeda motor," cerita Lasaria.
"Jual kedai sampah jual sarapan dan ke ladang (sawah). Udah biasa dia ngajak jalan cucunya.
Gak firasat aku tadi malam," Lasaria Situmeang.
Lasaria beberapa kali menjerit menyesali kepergian suami dan ketiga cucunya.
Dalam tanyanya, mengapa empat orang dari keluarganya diambil Tuhan.
"Mengapa kau ikutkan tiga tiganya. Kenapa nggak kau tinggalkan cucumu suamiku," ujar Lasaria.
(alj/tribun-medan.com)