News Video
Besok Habib Rizieq Shihab ke Sumut, Massa Unjuk Rasa Tolak Kedatangan Pentolan FPI ke Sumatera Utara
Ratusan warga Deliserdang turun ke jalan melakukan aksi menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab ke Sumut , Kamis (26/11/2020)
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Hendrik Naipospos
TRIBUN-MEDAN.COM - Ratusan warga Deliserdang turun ke jalan melakukan aksi menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab ke Sumut , Kamis (26/11/2020).
Selain di Deliserdang, aksi yang sama juga dilakukan di Kota Medan.
Sebelumnya beredar poster rencana kedatangan pentolan FPI itu ke Sumut pada 27 November 2020
Poster itu bertuliskan : Mendukung dan Siap Mengawal Kedatangan Imam Besar Umat Islam
Baca juga: Dua Panitia Acara Rizieq Shihab di Puncak Bogor Kembali Mangkir Tanpa Alasan, Bupati: Saya Sakit
Baca juga: Fakta di Balik Beredarnya Foto Habib Rizieq Shihab Terbaring Sakit di RS Dijenguk Anies Baswedan
Baca juga: VIDEO Aksi Damai Tolak Kedatangan Habib Rizieq Shihab di Sumatera Utara
Massa yang datang tak hanya kaum pria, melainkan ibu-ibu pengajian asal Tanjung Morawa dengan memakai baju seragam
Mereka datang membawa poster bertulisan yang intinya meminta agar Gubernur ataupun Kapolda Sumut tidak memberi izin atas kedatangan Rizieq Shihab
Baca juga: Susi Pudjiastuti Banjir Dukungan Jabat Menteri Kelautan Lagi, Wali Kota Solo Ikut Mendukung Bu Susi
Mereka menganggap kalau kedatangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) itu membuat masalah.
"Jangan mengganggu ketentraman Republik Indonesia ini. Sumut ini sudah aman dan damai. Tidak boleh seorang pun mengobok-obok Sumut yang sudah damai ini,"ucap koordinator aksi, Toni.

Baca juga: VIDEO Aksi Damai Tolak Kedatangan Habib Rizieq Shihab di Sumatera Utara
Dalam hal ini mereka juga mendukung pemerintah membubarkan FPI.
"Bubarkan, siapa rupanya Habib Rizieq itu. Enggak ada yang kita lihat bersahaja, semua merusak. Kami menolak kedatangannya. Provokasi yang dilakukan menimbulkan kegaduhan," kata Toni
Berulang kali massa meneriakkan yel-yel NKRI harga mati.
"Ceramahnya saja kita lihat macam anak-anak. Saya dulu kagum sama dia (Habib Rizieq Shihab) tapi karena seperti itu dakwahnya seolah provokator," kata massa lainnnya.
Aksi massa yang mengatasnamakan masyarakat Sumatera Utara bersatu ini berlangsung tertib dan damai.
Aksi mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian.
Mayjen TNI Dudung Abdurachman tak takut dicopot
Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman masih menjadi sorotan.
Terbaru adalah pernyataan dirinya tak takut dicopot sebagai Pangdam Jaya karena memerintahkan mencopot Baliho Habib Rizieq Shihab.
Mayjen TNI Dudung Abdurachman, menyatakan tak takut jabatannya dicopot terkait langkah tegasnya menangani polemik Habib Rizieq Shihab.
Saat ini, nama Dudung ramai diperbincangakan lantaran pencopotan baliho HRS yang menimbulkan pro kontra.
Meski begitu, ia mengatakan tak pernah takut bila hal tersebut justru berdampak pada jabatannya saat ini sebagai Pangdam.
"Dulunya (saya) tukang koran. Jadi kalau saya jadi Pangdam (sudah) bersyukur banget dan Bapak saya cuma PNS. Jadi misalnya dicopot gara-gara ini, copot lah, saya nggak pernah takut, benar saya nggak takut," jelasnya di Makodam Jaya, Senin (23/11/2020).
Kehidupan sewaktu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bandung yang dijalani sebagai loper koran, membuatnya tak takut bila sewaktu-waktu ia harus kehilangan jabatannya.
Pasalnya, ia sudah terbiasa menjalani hidup secara sederhana hingga harus memilih masuk sekolah siang demi berjualan koran di pagi harinya.
"Sepeninggalan bapak itu bisa jualan pasar keliling warung-warung ke Kodam, ke kantin. Pas ke sekolah SMA kelas X harusnya saya masuk SMA yang pagi, saya bilang ke ibu saya kalau bisa masuknya siang karena saya mengatakan ingin jadi loper koran. Jadi dapatnya siang,"
"Nah jadi kita masuk siang, tapi pagi dari pukul 04.00 WIB sudah berangkat yang beli koran sampai pukul 08.00 WIB. Ada 270 buah koran, ada majalah dan segala macam. Nah setelah itu antar lagi makanan ke Kodam,ke warung-warung dan habis itu biasa nyari kayu bakar. Sebab cara masak apa kayu bakar," jelasnya.
Menurutnya, langkah tegasnya ini sudah sesuai dengan aturan yang ada.
Pihaknya hanya membantu pemerintah daerah untuk melakukan pencopotan terhadap spanduk, poster hingga baliho yang ilegal.
Sehingga bukan hanya baliho HRS saja melainkan baliho lainnya yang memang jelas ilegal.
(dra/tribun-medan.com)